Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Di tengah tren menurunnya daya beli masyarakat atau transaksi di sektor riil, bisnis e-commerce justru menunjukkan gejala berbeda. Tren belanja online terus menunjukkan geliat pertumbuhan yang signifikan.
Tidak hanya bagi merchant dan perusahaan e-commerce, pertumbuhan nilai transaksi dari bisnis ini pun turut dirasakan oleh perbankan.
Bank Central Asia (BCA) salah satunya. Tak tanggung, bank yang mangkal di papan bursa dengan kode emiten BBCA ini membidik lonjakan transaksi e-commerce hingga 80% tahun depan.
Head of Group Bisnis Consumer Card BCA Santoso menuturkan, dengan akselerasi yang dilakukan perseroan saat ini, maka pertumbuhan nilai transaksi e-commerce tahun depan akan double digit sekitar 50%-80% atau menjadi Rp 6 triliun-Rp 7 triliun pada 2016 mendatang.
Akselerasi untuk mendorong lonjakan transaksi e-commerce lewat jaringan pembayaran milik BCA pada tahun depan diantaranya mengandalkan strategi penambahan kemitraan, produk baru, dan promosi. Santoso bilang, nilai transaksi e-commerce melalui BCA melonjak drastis sejak akhir tahun 2014 lalu.
Ia merinci, belum genap satu tahun, nominal transaksi e-commerce naik hingga 104,5% dari Rp 2,2 triliun per akhir 2014 menjadi Rp 4,5 triliun di Oktober 2015. Sampai akhir tahun nanti, Santoso memproyeksikan perseroan bakal membukukan total transaksi e-commerce mencapai Rp 5 triliun.
Nah, untuk mencapai target pertumbuhan tahun depan, bank yang terafiliasi dengan Grup Djarum ini rencananya akan menambah jumlah merchant yang menggunakan fitur pembayaran dari BCA. Hingga kini, BCA telah menggandeng 420 merchant.
"Tahun depan, setidaknya perusahaan bakal menambah berkisar 100-150 merchant," kata Santoso di Jakarta, Senin (30/11).
Lebih lanjut Santoso menambahkan, upaya lain yang akan dilakukan perseroan adalah juga dengan menambah produk baru guna menggarap potensi dari segmen mini di e-commerce. Segmen mini tersebut yakni kalangan pedagang yang menjajakan barangnya lewat media sosial seperti Facebook dan Istagram.
Kendati masih merahasiakan model calon produk tersebut, tapi BCA meyakini medium anyar itu bakal kian memantapkan posisi perusahaan di segmen e-commerce. Strategi berikutnya adalah dengan gencar melakukan promosi.
Adapun, mulai 8 Desember hingga 10 Desember 2015, BCA menggelar e-Shopping Carnival 2015 dengan menggandeng 16 merchant online nasional. Dalam program ini, perusahaan menawarkan diskon hingga cashback.
Dari segmen ini, kata Santoso, perseroan meraup cuan dari adanya selisih antara interchange dan merchant discount rate. Meski masih enggan menyebutkan jumlahnya, tapi Santoso meyakini nilai tersebut bakal kian meningkat sejalan dengan kenaikan transaksi e-commerce lewat BCA.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Asosiasi e-Commerce Indonesia (idEA) Daniel Tumiwa mengatakan, basis e-commerce yang masih dalam tahap pengembangan membuat segmen ini bakal kembali mencatatkan pertumbuhan signifikan pada tahun depan. Terlebih dengan adanya pengembangan dalam fitur pembayaran membuat konsumen yang melakukan transaksi e-commerce makin besar.
Daniel memproyeksi transaksi e-commerce bisa naik hingga 100% pada tahun depan. "Apalagi model bisnisnya akan ke arah life consultation untuk payment seperti di China," jelas Daniel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News