Reporter: Ferrika Sari | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja perbankan mulai pulih sehingga mengangkat perolehan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) di tahun 2021 lalu. Untuk tahun ini, bank fokus menjaga margin karena bisnis masih dibayangi pandemi dan kenaikan suku bunga.
PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) misalnya mencatatkan penurunan NIM dari 5,7% pada 2020 menjadi 5,1% di 2021. Dengan realisasi itu, Bank BCA tak memasang target khusus dan berharap margin tumbuh lebih baik.
"Jadi dari dulu NIM itu boleh naik atau turun, tapi lihat berapa volumenya, kalau volumenya besar meski NIM turun tapi profit akan besar," kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dalam paparan kinerja 2021, Kamis (27/1).
Untuk memperbesar margin, BCA fokus pada penyaluran kredit korporasi dan kredit pemilikan rumah (KPR) yang berkontribusi besar terhadap total kredit. Selain itu, perusahaan juga kejar kredit kendaraan bermotor (KKB) dan bisnis kartu kredit.
Baca Juga: BI Sebut NIM Bank Makin Tinggi di Era Suku Bunga Rendah, Ini Penyebabnya
Sementara itu, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) memilih mengembangkan ekosistem digital perumahan untuk mendorong penyaluran kredit maupun penghimpunan dana. Dibarengi perbaikan kualitas kredit dan struktur pendanaan murah untuk menjaga margin.
"BTN juga akan mengevaluasi kondisi likuiditas secara berkala untuk menentukan pelaksanaan beberapa aksi korporasi, seperti sekuritisasi aset dan penerbitan obligasi," terang Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo.
Hingga September 2021, NIM BTN mencapai 3,52% atau naik 3,13% secara yoy. Melalui realisasi itu, bank pelat merah ini berharap memperoleh tambahan margin tahun ini sesuai ekspetasi dan target perusahaan.
Margin PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) juga naik dari 4,5% pada 2020 menjadi 4,7% di 2021. Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan, capaian itu tidak lepas dari penurunan biaya dana ke level 1,6%, terendah dalam 10 tahun terakhir.
Di tahun 2022, BNI yakin bisa peroleh margin lebih tinggi. Apalagi, BNI gencar membangun basis pelanggan yang lebih besar dari nasabah top tier di segmen korporasi dan value chain (pembiayaan rantai pasok) yang mitigasi risikonya lebih rendah sehingga margin bisa naik.
Diikuti dengan optimalisasi yield melalui ekspansi kredit kepada debitur-debitur top tier dan berisiko rendah, meningkatnya pembiayaan konsumer berbasis digital seperti PayLater. Lalu meningkatkan dana murah dan menjaga kualitas aset tetap sehat.
Lewat strategi tersebut, diharapkan margin BNI tetap terjaga di tengah perubahan peta persaingan di industri jasa keuangan. Mengingat, persaingan perbankan dalam tingkat bunga berpotensi menekan nilai margin.
Baca Juga: Catatkan Kenaikan Laba Sebesar 232%, Begini Kinerja BNI (BBNI) pada Tahun Lalu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News