Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Realisasi program rumah subsidi dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) belum mncapai target. Survei harga properti residensial Bank Indonesia (BI) menunjukkan pencairan FLPP di 2012 cuma mencapai 42,71% dari total dana yang disiapkan yakni Rp 7,1 triliun.
Dari dana tersebut, program ini menghasilkan 73.923 unit rumah baru. Jawa Barat menjadi wilayah yang terbanyak merealisasikan FLPP yaitu sebanyak 28.798 unit. Adapun Papua Barat cuma merealisasikan FLPP sebanyak tiga unit serta DKI Jakarta hanya empat unit. BI pun memprediksi alokasi dana FLPP untuk tahun ini masih sama dari tahun lalu yaitu Rp 7,1 triliun dan sanggup membiayai 189.166 unit rumah subsidi.
FLPP memang belum menjadi pilihan konsumen. BI mencatat porsi konsumen yang memanfaatkan FLPP di kuartal IV 2012 hanya 3,91% dari seluruh konsumen yang menggunakan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Sisanya memilih KPR komersial.
Kementerian Perumahan Rakya (Kemenpera) juga mencatat penyaluran FLPP belum mencapai target. Kemenpera memproyeksikan penyaluran FLPP tahun lalu sekitar 65.000-70.000 unit rumah. Padahal, Kemenpera menargetkan penyaluran FLPP untuk 133.000 unit.
Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Eddy Ganefo optimistis prospek pengembangan rumah subsidi tahun ini asal aturan mainnya tidak berubah. Misalnya tentang batasan harga rumah yang bisa mendapat FLPP. Menurut aturan itu, harga rumah maksimal di Jabodetabek yang bisa dapat fasilitas FLPP adalah Rp 95 juta.
Apersi berencana membangun 100.000 unit rumah subsidi di 2013. Tahun lalu cuma menjual 40.000 unit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News