Reporter: Femi Adi Soempeno |
JAKARTA. Hari Rabu (4/3) ini Bank Indonesia menurunkan BI Rate sebesar 50 bps menjadi 7,75%. Bank sentral memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuannya usai melakukan evaluasi terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan di domestik maupun luar negeri, khususnya berkaitan dengan krisis perekonomian global yang masih enggan pulih.
Indonesia juga terseret dengan melambatnya kondisi ekonomi negara maju. Hal ini terlihat dari penurunan kinerja ekspor Indonesia, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja perekonomian secara keseluruhan. Ujung-ujungnya, akan menekan neraca pembayaran Indonesia.
Asal tahu saja, cadangan devisa saat ini masih berada pada posisi US$ 50,56 miliar atau masih mampu memenuhi 5,4 bulan kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Jumlah cadangan devisa ini akan bertambah dengan masuknya dana hasil penjualan global bond Pemerintah yang baru-baru ini diterbitkan sebesar US$ 3 miliar
Tekanan inflasi pada bulan Februari masih relatif rendah, yaitu sebesar 0.21% (mtm) jauh lebih rendah dari rata-rata historisnya, sehingga inflasi tahunan menurun dibanding Januari 2009 menjadi 8,6% (yoy).
Hingga saat ini, kondisi perbankan nasional sampai saat ini masih terbilang stabil. Sementara itu, penyaluran kredit menunjukkan penurunan sebesar 2,1% pada Januari 2009 akibat melemahnya perekonomian dan kehati-hatian perbankan dalam menyalurkan kredit.
Bank Indonesia menghitung gelindingan perekonomian tahun 2009 akan tumbuh sekitar 4% dengan downside risk yang cukup besar. Lambatnya perekonomian ini tercermin dari menyusutnya daya beli masyarakat pertumbuhan M1 yang masih cenderung turun. Namun, hal ini akan mengikis tekanan inflasi ke depan sehingga bakalan mendekati batas bawah kisaran 5% - 7%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News