Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) optimis penyaluran kredit di 2023 mampu lebih tinggi dibandingkan tahun ini. Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut hal ini didukung dari sisi penawaran dari perbankan maupun permintaan dari sektor riil.
“Tahun depan tahun, pertumbuhan kredit bisa tumbuh 10% hingga 12% year on year (YoY). Tahun ini kredit tumbuh 9% sampai 11%,” ujar Perry secara virtual pada konferensi pers KSSK, Kamis (3/11).
Ia menyatakan dari sisi penawaran perbankan ada tiga faktor yang mempengaruhi. Pertama, secara likuiditas perbankan masih longgar. Oleh sebab itu, BI akan memastikan perbankan tetap memiliki likuiditas yang memandai. Terlebih saat ini, alat likuid per dana pihak ketiga (DPK) perbankan masih di atas 27%.
“Kedua, adanya insentif dari Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) guna memacu penyaluran kredit. Ada relaksasi makro prudensial seperti down payment 0%, insentif kewajiban giro minimum (GWM) 1,5% hingga 2% untuk penyaluran kredit ke 42 sektor prioritas termasuk UMKM,” jelasnya.
Baca Juga: Selain Inflasi, Faktor Ini Jadi Pertimbangan BI dalam Mengerek Suku Bunga Acuan
BI menyebut bisa menambah relaksasi GWM bila perbankan semakin gencar menyalurkan kredit ke sektor UMKM. Faktor ketiga, Perry menyatakan standar penyaluran kredit perbankan masih cukup memadai.
“Berdasarkan survei BI menunjukkan risk appetite, keinginan, dan lending standar perbankan dalam menyalurkan kredit masih positif. Sedangkan dari sisi demand, ekonomi, konsumsi, investasi masih tumbuh begitupun,” katanya.
Dengan pertumbuhan ini, Perry yakin akan terus mendorong peningkatan kredit. Oleh sebab itu, ia memastikan KSSK akan terus mendorong pertumbuhan kredit ke sektor riil ke depannya.
Adapun Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyatakan fungsi intermediasi lembaga jasa keuangan secara konsisten tumbuh seiring perbaikan ekonomi.
“Kredit perbankan tumbuh 11% year on year hingga September 2022 di dorong kredit modal kerja tumbuh 12,6% YoY dan kredit korporasi tumbuh 12,97% YoY. Dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 6,77% didorong giro dan tabungan yang tumbuh masing-masing 13,52% dan 10,05%,” ujar Mahendra.
Lanjut ia, likuiditas perbankan memadai dengan rasio alat likuid per non core deposit mencapai 121,62% per September 2022. Sedangkan alat likuid per dana pihak ketiga (DPK) perbankan berada di level 27,35%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News