Reporter: Dyah Megasari |
JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo menyatakan, bank sentral terus memantau ketersediaan valuta asing di pasar. Jika diperlukan, Bank Indonesia akan memasok secara terukur.
”BI mengutamakan stabilitas nilai tukar. Kalau tersedia kebutuhan valas dan memang ada kebutuhan valas, kita lihat kebutuhan korporasi dan retail atas valas. Kebutuhan itu meliputi pembayaran dividen, pembayaran utang, dan repatriasi keuntungan,” kata Agus, Kamis (25/7).
Kebutuhan valuta asing, menurut Agus, cukup besar. Namun secara umum, itu akan bisa dipasok oleh pasar.
”Kalau diperlukan BI selalu akan hadir secara terukur. Bentuk-bentuk mekanisme pasar kita harapkan akan berjalan. Tapi seandainya kalau diperlukan, BI akan hadir,” kata Agus.
Nilai tukar rupiah di pasar spot pagi hari ini, Kamis (25/7), kian terpojok. Rupiah dalam perdagangan pagi melemah 0,07 persen menjadi Rp 10.270 per dollar Amerika Serikat (USD).
Kemarin (24/7/2013), nilai tukar rupiah ada di posisi Rp 10.263 per dollar AS, sedangkan nilai kurs tengah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia berada di posisi Rp 10.262 per dollar AS.
Nilai tukar pagi hari ini merupakan rekor terendah lagi, atau terendah sejak empat tahun lalu atau sejak 8 September 2009. Pelemahan rupiah ini terus terjadi secara berturut-turut sejak 10 hari belakangan atau sejak Jumat (12/7). (FX. Laksana Agung S/Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News