Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat investor pada industri financial technology menjadi salah satu yang tumbuh di tahun ini. Namun, ada peralihan dari jenis fintech yang didanai dengan fintech kripto menjadi salah satu yang meningkat signifikan.
Berdasarkan laporan Fintech in ASEAN 2021 yang disusun oleh UOB, PwC Singapura, dan Singapore Fintech Association (SFA), pendanaan fintech kripto di ASEAN mengalami pertumbuhan 424% secara ytd. Nominalnya pun telah mencapai US$ 356 juta.
Di Indonesia, porsi pendanaan fintech kripto pun termasuk 5 besar dengan memberikan kontribusi 8%. Capaian ini hampir mendekati pendanaan ke fintech lending yang memiliki porsi 10%.
Hal tersebut dibenarkan oleh salah satu platform jual beli kripto di Indonesia yaitu TokoCrypto. COO Teguh Kurniawan Harmanda mengatakan, saat ini memang banyak investor yang berminat untuk memberikan pendanaan pada platform ini, namun ia tidak menyebutkan siapa saja yang saat ini akan memberikan dana segarnya.
“Nanti akan ada saatnya beberapa announcement keluar ya,” ujar Teguh kepada Kontan.co.id, Selasa (16/11).
Baca Juga: Bisnis Gurih, Investor Juga Menyerbu Fintech Kripto
Selain itu, Teguh mengklaim minat investor terhadap fintech kripto lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Hanya saja, berdasarkan catatan Kontan.co.id, TokoCrypto belum mengumumkan pendanaan di tahun ini.
Terakhir, TokoCrypto mendapat pendanaan tahun lalu dari Binance yang merupakan perusahan blockchain global. Waktu itu, pendanaan disebut akan digunakan untuk mempercepat pengembangan bisnis tanpa menyebut nominalnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Jefri R.Sirait bilang, tren pendanaan pada fintech masih akan lebih banyak untuk fintech payment dan lending. Terlebih, untuk pemain yang sudah lebih establish.
“Fintech masih menarik karena solusi ini menjadi terus lebih efektif. Bahkan semakin mampu mendekat dalam mensupport perbankan dan non bank lainnya,” tambah Jefri.
Selain itu, salah satu perusahaan modal ventura, Mandiri Capital Indonesia (MCI) menyebut masih lebih tertarik memberi pendanaan pada fintech payments dan insurtech.
Direktur Utama MCI Eddi Danusaputro bilang, belum ada minat untuk masuk ke fintech kripto namun bukan karena pertumbuhan dari sektori ini.
“Sebagai corporate Venture Capital, kami wajib sinergikan investees kita dengan Business Units di Bank Mandiri. Nah itu belum kelihatan sinergi atau kolab seperti apa,” ujar Eddi.
Sekadar mengingatkan, tahun ini MCI telah melakukan pendanaan ke beberapa perusahaan seperti Bukalapak dan Ayoconnect. Rencananya, masih ada satu fintech lagi yang akan diberi pendanaan hingga akhir tahun ini.
Selanjutnya: Industri Multifinance Menggenjot Pinjaman Multiguna
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News