Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bisnis pembiayaan cenderung melambat sejak tahun lalu. Perlambatan pertumbuhan pembiayaan masih terasa hingga kuartal ketiga tahun ini. Jika dibiarkan terus berlanjut, maka tren tersebut akan menyeret besaran aset dan portofolio industri multifinance.
Menilik kondisi berkelanjutan tersebut, Otoritas Jasa Keuangan sedang menggodok rancangan peraturan OJK (RPOJK) mengenai penyelenggaraan usaha perusahaan pembiayaan yang direncanakan akan diteken dalam sisa tahun ini.
Jika sudah resmi terbit, salah satu poin yang akan diubah adalah kegiatan usaha perusahaan pembiayaan. Nantinya, perusahaan pembiayaan bisa masuk ke lini bisnis pembiayaan investasi, modal kerja dan multiguna. Hingga saat ini, multifinance memiliki empat lini bisnis pembiayaan, yaitu sewa guna usaha, anjak piutang atau factoring, kartu kredit dan pembiayaan konsumen.
"Nantinya ada dua pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan investasi dan modal kerja serta satu pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan multi guna," ujar Suwandi Wiratno, Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia, Senin (17/11).
Suwandi menjelaskan, pembiayaan investasi adalah pembiayaan produktif jangka panjang, dengan tenor waktu lebih dari dua tahun. Sedangkan, portofolio modal kerja adalah pembiayaan jangka pendek dengan tenor waktu di bawah dua tahun. Adapun pengikatan perjanjiannya bisa dalam bentuk sewa guna usaha, pembiayaan konsumen, atau anjak piutang.
"Tapi kartu kredit tidak termasuk, mungkin nanti masuk ke multiguna," jelasnya. Pembiayaan multiguna adalah pembiayaan konsumtif yang membiayai barang dan jasa. Misalnya, kebutuhan anak sekolah, jalan-jalan, umroh, ziarah dan lainnya. Suwandi berharap, dengan adanya portofolio pembiayaan ini dapat menepis semua pendapat buruk mengenai multifinance.
"Pembiayaan multiguna ini dapat menutup semua argumentasi atau semua komentar-komentar negatif tentang perusahaan pembiayaan, dikatakan kami ini shadow banking," tuturnya. Hingga September 2014, aset industri pembiayaan tumbuh 6,55% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Piutang pembiayaan naik 7,74%. Portofolio pembiayaan masih didominasi pembiayaan konsumen sebesar 63%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News