kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis pembiayaan KITA Finance lunglai 11%


Jumat, 17 Oktober 2014 / 10:47 WIB
Bisnis pembiayaan KITA Finance lunglai 11%
ILUSTRASI. Cara memulihkan grup yang dihapus di Telegram.


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Awan gelap tampaknya masih menyelimuti bisnis perusahaan pembiayaan di tahun ini. Tak terkecuali PT Kencana Internusa Artha Finance atau KITA Finance. Perusahaan yang 99,9% sahamnya dikempit oleh PT Bank CIMB Niaga Tbk tersebut membukukan pertumbuhan negatif pada penyaluran pembiayaan kendaraan roda empat yang notabene menjadi mata pencarian satu-satunya.

Pada kuartal ketiga tahun ini, pembiayaan KITA Finance tercatat turun 11,07% atau menjadi Rp 1,057 triliun (year to date). “Penurunan pembiayaan mobil refleksi dari perlambatan pertumbuhan produksi Gaikindo dan pembiayaan otomotif secara industri,” ujar Ernin Saleh, Direktur KITA Finance, Kamis (16/10).

Penurunan pembiayaan, lanjut dia, terjadi di dua lini usahanya, baik pembiayaan mobil bekas maupun pembiayaan mobil baru. Pembiayaan mobil bekas hanya tercatat sebesar Rp 39 miliar atau 310 unit, sedangkan pembiayaan mobil baru mencapai Rp 1,018 triliun atau 7.234 unit.

Sebagai respon atas perlambatan pertumbuhan tersebut, sambung dia, pihaknya melakukan revisi target penyaluran pembiayaan. Yaitu, dari target awal tahun sebesar Rp 2,4 triliun menjadi Rp 1,9 triliun atau diturunkan hingga Rp 500 miliar. “Revisi target bercermin pada kondisi industri dan kinerja kami pada 8 bulan terakhir ini,” terang dia.

Revisi target ke bawah ini juga telah memperhitungkan sumber pendanaan perseroan. Adapun, sumber pendanaan perseroan masih 70% mengandalkan join financing dengan Bank CIMB Niaga. Sisanya berasal dari pinjaman bank dengan skema channeling dan modal kerja.

Sampai saat ini, KITA Finance beroperasi melalui 17 kantor cabangnya yang tersebar di Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi. Dari sisi kontribusi, bisnis perseroan masih 60% mengandalkan pasar di Pulau Jawa, dan sisanya berasal dari luar Pulau Jawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×