Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai, kondisi likuditas perbankan di awal tahun masih cukup longgar. Hal tersebut terlihat dari kondisi loan to deposit ratio (LDR) perbankan per Februari 2018 berada di level 89,21%.
Angka tersebut naik dari posisi bulan Januari 2018 yakni sebesar 89,1%. Pun, secara tahunan atau year on year (yoy), besaran LDR juga naik dari 89,12% pada Februari 2017 lalu.
Masih tingginya LDR perbankan di awal tahun ini juga ditandakan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) atau simpanan nasabah ketimbang penyaluran kredit bank ke debitur.
Catatan OJK, per Februari 2018, kredit tumbuh sebesar 8,22% secara yoy menjadi Rp 4.662,34 triliun. Sementara DPK tumbuh sebesar 8,44% menjadi Rp 5.225,3 triliun.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) Anggoro Eko Cahyo menjelaskan, kondisi tersebut masih dalam batas wajar.
Menurutnya, di bulan-bulan awal tahun 2018, penyaluran kredit maupun penghimpunan DPK cenderung melambat, seperti tercermin sejak akhir tahun lalu. "Menurut hemat kami, hal ini disebabkan turunnya kredit yang lebih besar dibanding turunnya DPK," ujar Anggoro kepada Kontan.co.id, Selasa (3/4).
Namun, kondisi di Bank BNI justru berbanding terbalik. Menurutnya, sepanjang triwulan I 2018, penurunan DPK justru lebih agresif ketimbang penurunan kredit.
"Turunnya DPK di BNI terutama pada deposito sehingga komposisi CASA (dana murah) relatif stabil seperti akhir tahun 2017 lalu," tambahnya. Bank berlogo 46 ini menjelaskan, dengan pola pertumbuhan kredit dan DPK tersebut, Anggoro menyebut LDR BNI selama triwulan I 2018 terjaga di kisaran 87% sampai 89%.
Lebih lanjut, bank plat merah ini memprediksi ekspansi kredit akan terakselerasi kembali di triwulan II 2018 sampai dengan akhir tahun. Dus, BNI menargetkan, LDR di tahun ini akan berada stabil di kisaran 89%-90%.
"Ekspansi tersebut harus seiring dengan peningkatan dana, yang akan diupayakan dengan komposisi CASA yang terjaga, untuk menghasilkan NIM yang optimal," imbuhnya.
Sebagai informasi saja, dalam laporan keuangan bulan Februari 2017 BNI mencatatkan realisasi kredit sebesar Rp 401,75 triliun. Jumlah tersebut tumbuh secara tahunan sebesar 8,24%. Sementara itu, DPK BNI per Februari 2018 tumbuh lebih tinggi dibanding kredit mencapai 14,7% menjadi Rp 468,03 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News