Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) tengah menggarap skema kredit usaha mikro (KUM). Asosiasi meluncurkan proyek perdana (pilot project) dengan tiap bank daerah. Skema mikro ini merupakan ide antara Asbanda dan Saving Banks Foundation for International Cooperation (SBFIC) dari Jerman.
Ketua Asbanda Eko Budiyono mengatakan Asbanda bekerja sama dengan SBFIC selama dua tahun untuk menjalankan mikro. SBFIC berperan sebagai pembina, seperti menyusun konsep proses mikro, menganalisis calon debitur, pengucuran kredit dan proses penagihannya. "SBFIC juga memberikan dana pembinaan," katanya, Senin (6/8).
Skema mikro ini sudah di diimplementasikan di beberapa wilayah seperti Bank Sumatera Utara (Sumut), BPD Yogyakarta dan Bank Kalimantan Barat (Kalbar). Ketiga BPD ini menyiapkan plafon kredit hingga Rp 115,37 miliar. Hingga April 2012, penyaluran kredit mikro mencapai Rp 101,26 miliar ke 4.328 nasabah dengan rasio kredit bermasalah (NPL) sekitar 0,53%.
Bank Sumut memulai kredit mikro sejak Desember 2010. Bank milik Pemprov Sumut ini memiliki plafon terbesar hingga Rp 101,53 miliar. Hingga April, realisasi kredit mencapai Rp 88,879 miliar untuk 3.634 nasabah.
Sementara BPD Yogyakarta mulai menjalankan sejak April 2011 dengan plafon Rp 7,01 miliar. Hingga April 2012 telah mengucurkan kredit mikro sekitar Rp 5,94 miliar kepada 470 nasabah. Sedangkan, Bank Kalbar menggarap mikro pada November 2011 dengan nilai plafon kredit Rp 6,83 miliar dan terealisasi Rp 6,44 miliar. Dalam waktu dekat Bank Kalimantan Tengah (Kalteng) akan ikut proyek ini, sedangkan BPD lain tengah mempelajari," tambah Eko. Kredit ini menawarkan bunga 24% per tahun dengan jangka waktu pinjaman 1 tahun - 2 tahun. Mayoritas kredit untuk modal kerja.
Setiap calon debitur harus mendapat rekomendasi dari Lurah setempat. Ini untuk kehati-hatian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News