Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Penetrasi di bisnis asuransi kesehatan ternyata tidak berhenti setelah adanya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Buktinya, masih banyak perusahaan asuransi berani bermain di ceruk bisnis asuransi kesehatan.
Contohnya Asuransi Sinarmas yang baru meluncurkan produk Simas Sehat Income (SSI). Direktur Asuransi Sinarmas, Dumasi M. Samosir, memaparkan sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), malah membawa efek positif bagi industri asuransi.
Kini masyarakat menjadi mulai menyadari pentingnya asuransi kesehatan bagi keluarga. “Kami terbantu promo BPJS kesehatan, awareness masyarakat terhadap asuransi kesehatan meningkat. kami re-launch lagi Simas Sehat," jelasnya, Kamis (13/2). Ia mengklaim, produk ini memiliki keunggulan karena menjangkau semua kalangan.
Kehadiran BPJS Kesehatan membawa celah baru bagi industri asuransi kesehatan. Mengingat ada beberapa hal yang tidak dapat dijamin hanya dengan menggunakan produk JKN, seperti pengobatan di luar negeri. Dan jika sakit dalam keadaan darurat yang harus meminta rujukan dari puskesmas atau dokter umum, sehingga tidak bisa langsung berobat ke rumah sakit. Itu sebabnya, investor asing pun berbondong-bondong masuk ke bisnis asuransi Indonesia.
Direktur Utama Jiwasraya, Hendrisman Rahim, mengungkapkan kelebihan asuransi kesehatan umum adalah pertanggungan di ranah pelayanan lebih tinggi dari JKN. "Kami pasti lebih tinggi dari BPJS yang merupakan asuransi sosial," katanya.
BPJS lebih bertindak sebagai celah masuknya kebutuhan asuransi kesehatan di masyarakat Indonesia. Sedangkan masyarakat yang memiliki kebutuhan lebih, akan menggaet asuransi kesehatan milik perusahaan asuransi.
Dan ternyata, sumbangan bisnis asuransi kesehatan ke industri asuransi masih relatif kecil. Direktur Pemasaran Jiwasraya, De Jong Andrian, mengemukakan produk asuransi kesehatan tidak terlalu banyak menyumbang premi.
Di Jiawasraya, target produk asuransi kesehatan Bahkan hanya ditargetkan meraup untung sebesar Rp 40 miliar dari keseluruhan target Jiwasraya yang sebesar Rp 9,8 triliun pada tahun ini.
Sedangkan Asuransi Sinarmas masih lebih optimistis. Dumasi menyatakan, selama ini kontribusi asuransi kesehatan di Asuransi Sinarmas bisa mencapai 20,18% atau
Rp 828,371 miliar dari keseluruhan pendapatan yang sebesar Rp 4,105 triliun (unaudited) tahun 2013. Tahun ini, Asuransi Sinarmas menargetkan premi sebesar Rp 4,4 triliun, turun dibandingkan target tahun sebelumnya Rp 4,5 triliun dengan target normal sebesar Rp 4,2 triliun.
Untuk menggenjot penjualan asuransi kesehatan, Asuransi Sinarmas akan menjajal lewat fasilitas online, sehingga diharapkan dapat menjangkau lebih banyak nasabah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News