Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Muamalat Indonesia Tbk akan memacu bisnis di sepanjang 2023. Rencana ini seiring dengan aspirasi Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) agar bank syariah pertama di Indonesia ini bisa memiliki aset Rp 100 triliun dalam jangka waktu panjang.
Plt Direktur Utama Bank Muamalat Hery Syafril menyatakan guna mencapai target itu, Bank Muamalat akan mengoptimalkan ekosistem haji dan umrah. Dia menyebut, aset Bank Muamalat tercatat sekitar Rp 60 triliun hingga akhir September 2022 lalu.
“Arah pembiayaan untuk memasuki ekosistem umrah dan haji ini, kami akan kombinasikan pembiayaan ritel dan wholesale. Ini akan bergantung pada seleksi debitur yang akan kami lakukan,” papar Hery kepada Kontan.co.id belum lama ini.
Namun, Bank Muamalat akan fokus menyalurkan pembiayaan wholesale untuk perusahaan top tier baik untuk perusahaan multinasional, BUMN, dan blue chip. Sedangkan untuk ritel Bank Muamalat akan menyasar pelaku UMKM dan konsumer seperti kepemilikan rumah.
Baca Juga: Bank Syariah Optimis Pertumbuhan Bisnis Berlanjut di Tahun 2023
Sedangkan untuk pendanaan, Bank Muamalat akan meningkatkan komposisi dana murah hingga bisa mencapai sekitar 60% hingga 70%. Sebab saat ini, rasio dana murah ini baru mencapai di level 44% hingga 45%.
Selain itu, Bank Muamalat tengah menyiapkan proses melantaikan saham perdana atau initial public offering (IPO) di akhir 2023. Hery menyatakan saat ini sedang memasuki proses awal dalam menjalankan aksi ini.
Asal tahu saja, BPKH resmi menjadi pemegang saham pengendali Bank Muamalat sejak akhir 2021 lalu. Kala itu, BPKH menerima pengalihan saham melalui hibah dari para pemegang saham pengendali (PSP) sebelumnya, yakni Islamic Development Bank (IsDB), Boubyan Bank, Atwill Holdings Limited, National Bank of Kuwait, IDF Investment Foundation, dan BMF Holdings Limited.
Baca Juga: Bank Muamalat Fasilitasi Pembayaran Iuran BPJS Ketenagakerjaan Lewat Platform Digital
Setelah itu, Bank Muamalat terus mempercantik diri dengan melakukan berbagai langkah strategis. Mulai dengan restrukturisasi aset bermasalah dengan menggandeng PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atau PT PPA. Dus, PT PPA mengelola aset berkualitas rendah Bank Muamalat sebesar Rp 10 triliun.
Sejalan dengan itu, BPKH juga menyuntik modal kepada Bank Muamalat sebesar Rp 3 triliun. Rinciannya, senilai Rp 1 triliun dari rights issue dan Rp 2 triliun dari penyerapan sukuk Subordinasi yang diterbitkan oleh bank syariah pertama di tanah air itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News