Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Menteri Koordinator Ekonomi Darmin Nasution mengisyaratkan asa Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan atawa BI rate, seiring dengan terjadinya deflasi pada Oktober 2015 ini sebesar 0,08%. Jika benar demikian, artinya tren bunga bank-bank tidak lagi mekar merekah.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, salah satunya yang setuju apabila bunga kredit diseret turun. Dengan catatan, banjir likuiditas dan ruang untuk menurunkan bunga simpanan, utamanya deposito.
"Dua syarat agar bunga kredit turun. Pertama, likuiditas bank tersedia. Kedua, ada ruang bagi kami menurunkan bunga deposito. Kalau dua ini terpenuhi, tidak akan sulit untuk menurunkan bunga kredit," ujar Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI kepada KONTAN, Selasa (3/11).
Namun demikian, Haru menyarankan, saat ini, yang terpenting adalah agar pemerintah menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Jangan sampai, rupiah tertekan lebih jauh, apalagi dengan adanya deflasi.
"Yang terpenting rupiah tetap terjaga, pertumbuhan kredit juga terjaga. BI rate tetap itu tidak ada masalah, sepanjang likuiditasnya ada. Toh, bunga kredit juga dipengaruhi faktor lain, selain BI rate," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News