kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BRI tidak mengubah target kredit


Senin, 16 September 2013 / 11:58 WIB
BRI tidak mengubah target kredit
ILUSTRASI. Emiten jasa teknologi informasi, PT Envy Technologies Indonesia Tbk (ENVY), tengah berupaya berbenah.


Reporter: Nina Dwiantika, Adhitya Himawan | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Langkah Bank Indonesia (BI) yang kembali mengerek suku bunga acuan alias BI rate, menambah pesimistis kalangan industri perbankan. Maklum, kenaikan BI rate 150 basis poin (bps) selama empat bulan terakhir bakal berimbas terhadap penurunan kredit perbankan hingga akhir tahun nanti.

Namun, tidak semua perbankan menurunkan target pertumbuhan kredit. Bank Rakyat Indonesia (BRI) misalnya. Bank yang fokus di kredit UMKM ini enggan menurunkan target penyaluran kredit. BRI tetap mematok pertumbuhan kredit antara 20% - 22% atau sekitar Rp 417,6 triliun sampai Rp 424,56 triliun pada akhir tahun 2013.

Obat pede BRI lantaran menyalurkan lebih dari 80% kredit ke sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). BRI yakin, sektor UMKM memiliki daya tahan tinggi terhadap gejolak ekonomi. "Meskipun sedang terjadi gejolak, BRI optimistis target kredit bisa tercapai," ujar Sekretaris Perusahaan BRI, Muhammad Ali, akhir pekan lalu.

Menurut Ali, BRI tidak mengerem penyaluran kredit karena sejumlah debitur UMKM merupakan eksportir. Saat ini, eksportir UMKM justru tengah menggenjot ekspor seiring penguatan dollar Amerika Serikat (AS). "Eksportir justru membutuhkan kredit lebih banyak untuk memproduksi barang-barang ekspor," tambah Ali.

Direktur Keuangan BRI, Achmad Baequni, menambahkan BRI juga belum akan mengerek suku bunga kredit mikro. Alasannya, agar debitur tidak mengalami kesulitan pembayara yang bisa memicu kenaikan kredit bermasalah alias non-performing loan (NPL). "Namun, suku bunga kredit yang lain akan naik dengan besaran yang bervariasi," ucap Baequni.

Agar pendanaan bertambah kuat, BRI bakal menaikan suku bunga simpanan. Namun, kenaikan tersebut tidak akan terlalu besar. Di sisi lain, BRI terus melakukan beberapa langkah terobosan menekan biaya dana atau cost of fund. BRI terus menggenjot dana murah, yakni tabungan dan giro. Nah, untuk menggenjot tabungan, bank pelat merah ini gencar mempromosikan program Untung Beliung Britama (UBB) dan Pesta Rakyat Simpedes.

Catatan saja, per Juni 2013, total kredit BRI mencapai Rp 391,8 triliun atau tumbuh 28% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yang senilai Rp 304,8 triliun. Di akhir Juni kemarin, kredit mikro sebesar Rp 122,1 triliun. Bank kecil seperti Bank Maspion juga tak gentar menghadapi kenaikan BI rate. “Kami tidak mengubah target kucuran kredit. Kenaikan BI rate sudah kami antisipasi,” ujar Presiden Direktur Bank Maspion, Herman Halim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×