Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mencatatkan kenaikan dana pihak ketiga (DPK) 41,07% year on year (yoy) dari Rp 205,18 triliun menjadi Rp 289,46 triliun per April 2021.
Direktur Distribution & Ritel Funding BTN Jasmin bilang dana murah alias current account saving account (CASA) berkontribusi sebesar 40%.
“Pertumbuhan DPK ini terjadi karena strategi bank memang mengincar dana-dana murah seiring dengan pola nasabah yang saat ini lebih banyak menahan belanja. Karena bisnis masih belum maksimal,” ujar Jasmin kepada Kontan.co.id pada pekan lalu.
BTN menargetkan dapat menghimpun DPK hingga Rp 295 triliun sepanjang 2021.
Guna mencapai target itu, BTN melakukan transformasi model operasional di kantor cabang yang lebih fokus untuk menjual produk CASA dan kredit konsumer. Mengembangkan Agen Branchless banking untuk meningkatkan layanan nasabah yang tidak terjangkau kantor cabang.
“Meningkatkan penjualan melalui program BTN Solusi seperti bundling produk payroll dan produk lending. Juga menjadi Bank Operasional nasabah institusi atau kelembagaan untuk meningkatkan dana murah,” tambahnya.
Data Bank Indonesia mencatatkan DPK mengalami peningkatan 11,5% yoy menjadi Rp 6.558,0 triliun pada April 2021. Padahal pada Maret 2021, DPK perbankan hanya tumbuh 9,5% yoy menjadi Rp 6.549,3 triliun.
Bila dirinci berdasarkan komponen pembentuknya, giro mengalami melesat 19,5% yoy menjadi Rp 1.664,5 triliun. Lalu tabungan tumbuh 12,8% yoy menjadi Rp 2.197,7 triliun. Sedangkan deposito tumbuh 6,1% yoy menjadi Rp 2.695,8 triliun.
Lebih menarik, giro milik perorangan mengalami pertumbuhan signifikan 56% yoy menjadi Rp 241,7 triliun. Sedangkan giro korporasi tumbuh 17,8% yoy menjadi Rp 1.193,7 triliun pada April 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News