Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Lesunya industri alat berat mengancam penyaluran kredit PT Buana Finance. Periode Januari hingga September 2014, pembiayaan yang disalurkan oleh Buana Finance hanya Rp 1,7 triliun. Nilai tersebut turun 10% dibandingkan kuartal ketiga tahun lalu.
Padahal, pertengahan tahun lalu, Buana Finance masih optimis bisa meningkatkan pembiayaan. Sebab, per Juni 2014 lalu, Buana Finance berhasil mengalirkan kredit sebesar Rp 1,5 triliun atau naik 7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni Rp 1,4 triliun.
Herman Lesmana, Direktur PT Buana Finance mengakui, penurunan ini lantaran sektor pertambangan masih memburuk. Walaupun perusahaan mengincar pasar lain yang berpotensi mendatangkan rupiah, seperti infrastruktur dan agro, ternyata belum mampu mendongkrak pembiayaan. "Saat ini, masih belum bisa menutup dari pertambangan," ujar Herman.
Sejak awal tahun, Buana Finance memang rajin mencari bisnis di sektor lain. Namun, tak semua sektor bisa diharapkan seperti pembiayaan mesin-mesin industri. Pada tahun lalu, porsi pembiayaan mesin-mesin yang disalurkan mencapai 4% dari total portofolio. Nah, tahun ini, Buana mengharapkan porsinya akan naik.
Pelemahan makro ekonomi dan gelaran pemilu membuat pengusaha di sektor manufaktur menahan ekspansi. Dengan demikian, jumlah pembelian mesin-mesin baru berkurang. Segmen konstruksi menyumbang 26% dari total penyaluran kredit alat berat Buana, disusul industri pengangkutan barang dan perkebunan masing-masing sekitar 20% dan 17%.
Melihat kondisi industri yang buram, Buana Finance memutuskan untuk menunda menambah kantor cabang baru. Saat ini, jumlah cabang mereka adalah 21 unit. "Namun kami terus cermati perkembangan tiap daerah seperti apa," ujar Herman. Meski jumlah penyaluran kredit rendah, Buana Finance masih menambah modal. Perusahaan pembiayaan ini mendapat kepercayaan dari berbagai lembaga keuangan untuk memperoleh pendanaan.
Pada awal bulan Oktober ini saja, misalnya, Buana Finance mendapatkan dua fasilitas pinjaman. Pertama adalah pinjaman sebesar Rp 200 miliar yang berasal dari dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Tak lama kemudian, Buana Finance juga memperoleh fasilitas kredit dari PT Bank Permata Tbk senilai Rp 100 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News