kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bunga Deposito Bermekaran Usai BI Mengerek Suku Bunga Acuan hingga 200 Bps


Selasa, 24 Januari 2023 / 16:14 WIB
Bunga Deposito Bermekaran Usai BI Mengerek Suku Bunga Acuan hingga 200 Bps
ILUSTRASI. Suku bunga deposito berjangka.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank terus mengerek bunga deposito sebagai respons kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang sudah mencapai 200 bps menjadi 5,75%.

PT Bank Tabungan Negara atau BTN misalnya, dengan kenaikan BI rate saat ini, BTN sudah meresponsnya dengan menaikkan bunga simpanan yang variatif terhadap deposan prima.

"Tentu kenaikan suku bunga disesuaikan dengan kondisi likuiditas baik di pasar maupun di BTN sendiri. Saat ini likuiditas di pasar masih sangat memadai untuk mendukung pembiayaan sektor ril utamanya perumahan dan turunannya," kata Direktur Distribution dan Funding BTN Jasmin kepada kontan.co.id, Selasa (24/1).

Pada 30 September lalu, bunga deposito rupiah BTN masih di level 2,35%-2,75% untuk tenor 1-12 bulan. Sementara saat ini bunga deposito rupiah BTN berkisar 2,35%-3,15%. Seiring dengan kenaikan bunga deposito, cost of fund ikut naik dari November ke Desember sekitar 10-15 bps di posisi Desember sekitar 2,60%

Baca Juga: Menggenjot Transaksi QRIS, Bank Bjb Menebar Banyak Promosi di Momen Imlek

Wakil Direktur Utama Bank Oke Hendra Lie juga mengatakan, Bank Oke telah menggerek suku bunga simpanan 150 bps hingga saat ini. Merujuk situs resmi OK Bank, counter rate deposito yang ditawarkan sebesar 3,00%.

“Sering dengan kenaikan suku bunga BI rate yang sudah 200 bps. Bank Oke pada November 2022 ada penyesuaian suku bunga kredit mulai 50 bps sampai 100 bps,” ujar Hendra.

Kenaikan suku bunga kredit itu dilakukan untuk mengimbangi suku kenaikan simpanan. Ia mengatakan, tahun ini, Bank Oke masih akan mengevaluasi dan mempertimbangkan bunga kredit di pasar.

Tak berbeda, PT Bank Central Asia Tbk atau BCA juga telah menaikkan suku bunga deposito guna menyesuaikan kenaikan BI Rate. EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan, bank telah menaikkan suku bunga deposito secara bertahap sejak kuartal III-2022 baik rupiah maupun valas secara berkala.

Pada 30 September lalu, bunga deposito rupiah BCA masih di level 1,90% untuk tenor 1-12 bulan. Sedangkan bunga deposito dollar AS sebesar 0,25% untuk tenor 1-12 bulan. Sementara saat ini bunga deposito rupiah BCA berkisar 2%-2,10% dan deposito dollar AS berkisar 0,75%-1,75%.

Adapun PT Bank Mandiri senantiasa menyesuaikan suku bunga deposito seiring dengan tren kenaikan bunga acuan, tren di pasar dan kondisi likuiditas perbankan. 

Bank Mandiri menawarkan counter rate deposito Rupiah bervariasi sesuai dengan jangka waktu penempatan, yaitu antara 2,25% s.d 2,50% p.a. Sementara untuk counter rate deposito dollar sejak 1 November 2022 Bank Mandiri menaikkan sebesar 55bps sampai dengan 155 bps untuk penempatan dengan tenor 1 bulan sampai dengan tenor 24 bulan, yaitu antara 0,75% sd 1,75% p.a.

SVP Retail Deposit Product And Solution Group Bank Mandiri Evi Dempowati menyatakan, dengan adanya kenaikan suku bunga deposito valas tersebut tentunya juga meningkatkan biaya bunga bank.

"Akan tetapi hal ini telah diperhitungkan dan sejalan dengan proyeksi yang kami buat untuk tahun 2022," katanya.

Dalam menjaga likuiditas di tahun ini, pihaknya terus berusaha menjaga likuiditas berdasarkan rasio-rasio intermediasi makroprudensial dan juga perkembangan kondisi pasar, sehingga senantiasa selalu agile dan mengikuti kondisi terkini yang terjadi di tahun depan.

Baca Juga: Dukung Kredit ESG, Bank Mandiri Bakal Rilis Green Bond Rp 5 Triliun Tahun Ini

Sementara, Bank BJB mengatakan, suku bunga deposito baik di Bank BJB sudah naik lebih dari 200 bps seiring dengan kenaikan suku bunga acuan.

"Saat ini suku bunga yg kami berikan kepada deposan berjenjang tergantung dari besarnya jumlah simpanan. Secara rata-rata suku bunga deposito khususnya deposan besar telah mengalami kenaikan 125 bps," ungkap Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi.

Untuk diketahui, bunga deposito rupiah Bank BJB berada di level 2,50%-2,90% untuk tenor 1-24 bulan.

Di sisi lain, meski suku bunga naik, likuiditas perseroan disebut Yuddy masih sangat ample sehingga dampaknya kepada cost of fund masih dapat terkelola.

"Kuncinya adalah bagaimana kita mengelola likuiditas dengan optimal, fee based income yang terus digenjot, serta efisiensi agar rentabilitas tetap terjaga," imbuhnya.

PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga telah menaikkan suku bunga counter deposito antara 15 bps hingga 25 bps tergantung jangka waktu (tenor) deposito. Suku bunga deposito rupiah BRI berkisar dari 2,25%-3% untuk tenor 1-24 bulan. Sementara untuk deposito valas BRI bervariasi dari 0,75%-2% bergantung pada jangka waktu.

Aestika Oryza Gunarto, Corporate Secretary BRI menyampaikan, dalam merespon kenaikan suku bunga pasar, BRI secara bertahap dan terukur melakukan kajian penyesuaian suku bunga simpanan dengan mempertimbangkan kondisi likuiditas pasar, struktur biaya dana, dan kondisi pasar.

Hingga akhir November 2022  COF BRI (bank only) terjaga di kisaran 1,80%.

"Secara umum, strategi pengelolaan likuiditas BRI akan terus difokuskan pada dana murah (CASA) serta likuiditas BRI juga akan dijaga di level optimum," ungkap Aes.

Khusus untuk likuiditas valas di awal tahun 2023 disebut Aes cukup manageable dan dari sisi simpanan valas masih terjaga serta tetap aktif mendukung pertumbuhan kredit. Kenaikan permintaan valas cenderung meningkat di semester I. Oleh karena itu untuk menjaga kebutuhan pendanaan agar terjaga secara optimal, BRI berfokus pada pengelolaan dana jangka pendek hingga menengah menyesuaikan dengan kondisi pasar dan kebutuhan nasabah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×