Reporter: Adhitya Himawan, Dea Chadiza Syafina, Issa Almawadi, Nina Dwiantika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bunga kredit pemilikan rumah (KPR) agaknya sulit turun di tahun ini. Beban biaya dana yang masih tinggi membuat bank masih enggan menurunkan bunga KPR. Memang, beberapa bank menurunkan bunga KPR di bulan ini.
Tapi, itu hanya promosi sementara waktu saja. Contoh, Bank Central Asia (BCA). Bank yang terafiliasi dengan Grup Djarum itu menyodorkan paket promo bunga KPR fixed 3 tahun berbunga 8,88%. Sedangkan, pada tahun berikutnya bunga yang ditawarkan maksimal 9,99%. Namun bunga KPR ini hanya berlangsung selama Februari–Mei 2015.
"Ini khusus menyambut ulang tahun BCA. Setelah itu kembali normal," kata Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA kepada KONTAN, Senin (9/2). Asal tahu saja, pada bulan November 2014 bunga KPR BCA sudah lebih dulu turun 25 basis poin. Sehingga bunga KPR BCA fixed rate 12 tahun saat itu berada di level 9%.
Darmadi Sutanto, Direktur Konsumer dan Ritel BNI mengatakan, BNI belum berniat menggunting bunga KPR. BNI juga tidak akan ikut-ikutan memberikan diskon bunga KPR semisal pada 1 tahun-2 tahun pertama. "Bunga yang terlalu rendah mengandung risiko kredit macet saat bunga kembali normal," tutur Darmadi, Senin (9/2).
Seandainya memberi diskon bunga, Darmadi bilang, BNI tetap akan mematok bunga KPR yang tak jauh dari besaran bunga di pasar. Sementara, Abdul Rachman, Direktur Konsumer Bank Mandiri mengatakan, pihaknya akan mengikuti BI rate dan suku bunga pasar dalam penentuan suku bunga KPR.
Jika bank-bank lain menurunkan bunga KPR atau BI rate turun, maka Mandiri akan ikut memangkas bunga KPR. Adapun rata-rata suku bunga dasar kredit (SBDK) KPR Bank Mandiri tercatat 11% per September 2014. "Kami juga belum ada rencana untuk menaikan bunga KPR," imbuh Abdul Rachman.
Sedangkan, Bank Tabungan Negara (BTN) memandang, bunga KPR sulit turun karena bank masih harus membayar dana mahal dengan harga tinggi. Kendati, otoritas perbankan telah menetapkan batas maksimum (capping) bunga simpanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News