kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Bunga kredit bank BUMN single digit, mungkinkah?


Senin, 22 Februari 2016 / 19:26 WIB
Bunga kredit bank BUMN single digit, mungkinkah?


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Para bankir BUMN mengakui ada arahan dari Kementerian BUMN untuk menurunkan suku bunga kredit agar tingkat bunga kredit di Indonesia setara dengan bank-bank negara tetangga yang satu digit. Harapannya, bunga kredit satu digit ini akan mendorong efisiensi, daya saing dan peningkatan pertumbuhan kredit bank-bank berplat merah.

"Pemerintah ingin bank BUMN memberikan bunga kredit satu digit (single digit) di bawah 10%," kata Direktur Keuangan PT Bank Raykat Indonesia Tbk (BRI) Haru Koesmahargyo, di Gedung DPR MPR, Senin (22/2). Saat ini, himbauan suku bunga kredit single digit ini masih berbentuk arahan meskipun akan kemungkinan menjadi aturan.

Nah, bank-bank BUMN memerlukan waktu untuk memasuki era bunga kredit rendah. Misalnya, tahap awal bunga kredit single digit untuk segmen kredit usaha rakyat (KUR) sebesar 9%, kemudian segmen kredit lain seperti ritel dan komersial. Kenapa butuh waktu? Karena bank perlu menurunkan suku bunga simpanan untuk menekan biaya dana (cost of fund).

Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Achmad Baequni menuturkan, bunga kredit itu sangat bergantung terhadap biaya dana, inflasi, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate), pengeluaran tambahan (overhead), dan tingkat risiko. Nah, komponen biaya dana yang paling besar mempengaruhi tingkat bunga kredit karena BI rate yang masih tinggi.

Nah, perbankan akan menghitung ulang angka yang pantas untuk arahan era bunga kredit baru. Tentunya, perhitunga ini menyesuaikan kondisi yang pasar dan internal bank.

Baequni menambahkan, jika Bank BUMN dapat memberikan bunga single digit akan menarik debitur-debitur kelas kakap untuk meminjam kredit di bank BUMN daripada di luar negeri. "Idealnya, laba tinggi itu karena volume pertumbuhan kredit bukan bunga kredit tinggi," tambahnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Budi Gunadi Sadikin menilai, setiap bank membutuhkan waktu yang berbeda-beda untuk menyesuaikan tingkat bunga kredit yang rendah. Misalnya, waktu 1 tahun-2 tahun kedepan akan ada perubahan bunga kredit. "Rencana ini bagus karena akan membuat industri perbankan lebih kompetitif di pasar," kata Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×