Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tanda-tanda bank menurunkan bunga kredit belum tampak dengan dalih likuiditas mahal. Terlepas dari likuiditas mahal, sejatinya penurunan suku bunga kredit masih bisa dilakukan mengingat beberapa bank memiliki margin keuntungan yang besar.
Seperti diketahui, salah satu pembentuk Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) ada yang disebut dengan margin keuntungan. Di mana, itu adalah keuntungan yang diambil oleh bank dalam aktivitasnya menyalurkan kredit.
Salah satu bank dengan margin keuntungan paling besar adalah PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Bank swasta terbesar tanah air ini mencatat rata-rata margin keuntungan untuk semua segmen kredit di level 3,12%.
Baca Juga: Saham Blue Chip Menanti Momentum Window Dressing
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengungkapkan bahwa meski margin keuntungan yang dimiliki cukup besar, hal tersebut bukan berarti ada ruang bagi BCA untuk menurunkan bunga kredit yang mereka miliki.
Ia bilang margin keuntungan tersebut sudah menjadi patokan bagi BCA untuk menjaga kinerja keuangan. Di mana, menurutnya, BCA tetap harus menjaga agar tetap memperoleh laba dalam kinerja keuangannya.
“Sebagai bank yang memiliki market cap besar, kita harus jaga performance di bursa juga. Jangan sampai bursa anjlok kalau profit turun,” ujar Jahja, Senin (18/11).
Memang, saat ini BCA menjadi bank KBMI 4 yang mampu tumbuh hingga dua digit. Per September 2024, laba BCA mampu tumbuh hingga 12,8% secara tahunan menjadi senilai Rp 41,1 triliun.
Ia juga melihat bahwa saat ini bunga kredit yang dimiliki oleh BCA termasuk yang paling murah di antara bank lainnya. Jahja bilang hal tersebut karena pihaknya bisa menjaga beban biaya dan kualitas kredit.
Untuk hitung-hitungannya, ia mencontohkan dengan bunga SBN di level 6,2% ditambah risiko kredit 1% serta biaya overhead 2%, maka seharusnya bunga kredit di kisaran 9,2%. Namun, ia bilang BCA bisa memberi bunga KPR di 7%.
Baca Juga: Bank Banyak Lego Aset Bermasalah Demi Perbaiki Kualitas Aset
“Jadi bank lain yang harus tiru kita,” ujar Jahja.
Selain BCA, ada juga PT Bank Mandiri Tbk yang tercatat memiliki margin keuntungan cukup besar. Setidaknya, margin keuntungan bank berlogo pita emas ini lebih tinggi dibandingkan bank BUMN lainnya.
Adapun, rata-rata margin keuntungan yang dimiliki Bank Mandiri ada di level 2,84% untuk semua segmen. Di mana, margin keuntungan tertinggi berasal dari segmen kredit UMKM mikro yang mencapai 3,53%.
Direktur Keuangan Bank Mandiri Sigit Prastowo mengungkapkan margin keuntungan dalam SBDK Bank Mandiri relatif bersaing dengan bank lain. Mengingat, margin keuntungan ini untuk bisnis bank yang berkelanjutan.
“Margin keuntungan ini diharapkan mampu mencerminkan aspirasi keuntungan Bank untuk bisnis yang berkelanjutan dalam jangka panjang.” ujar Sigit.
Ia juga bilang bahwa terkait potensi penurunan suku bunga kredit, hal tersebut akan terus dikaji dengan menyesuaikan parameter-parameter penyusun SBDK. Di antaranya adalah harga pokok dana, kualitas kredit debitur, kebijakan regulator, dan parameter-parameter lainnya.
Baca Juga: Harga Saham Blue Chip Ini Terus Melorot, Cek yang Layak Beli & Punya Prospek Cerah
Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan bilang penurunan bunga kredit memang ada potensi turun jika margin keuntungan masih besar. Namun, menurutnya, itu akan kembali kepada kebijakan internal.
Dalam hal ini, Trioksa bilang bahwa manajemen tentu memiliki target laba dari pemegang saham. Selama itu masih memenuhi dan biaya dana juga memadai maka bunga kredit baru bisa turun.
“Pertimbangannya masih seputar laba, biaya dana dan likuiditas,” ujar Trioksa.
Selanjutnya: Revisi UU Daerah Khusus Jakarta (DKJ) Disahkan, Nomenklatur Pejabat Berubah
Menarik Dibaca: Mau Bahagia? Coba Terapkan 10 Kebiasaan yang Bikin Bahagia Berikut Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News