Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Angkasa Pura I (Persero) tahun depan membutuhkan belanja modal sebesar Rp 17,35 triliun. Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi bilang belanja modal sebanyak Rp 13 triliun akan dihimpun dari sumber dana eksternal meliputi lembaga keuangan dan obligasi.
Saat ini, Angkasa Pura 1 sudah mendapatkan dukungan pendanaan berupa pinjaman dari bank dan lembaga keuangan non bank dengan nilai keseluruhan Rp 5 triliun untuk mendanai pengembangan bandara-bandara dibawah pengelolaan Angkasa Pura I.
Faik merinci pendanan kali ini bersumber dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebesar Rp 2 triliun, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (SMI) sebanyak 2 triliun dan PT BRISyariah Tbk senilai Rp 1 triliun.
Faik menjelaskan fasilitas kredit ini bertenor lebih dari 10 tahun dengan grace period 5 tahun tersebut merupakan bagian dari rencana pemenuhan pendanaan untuk pengembangan bandara Angkasa Pura I di tahun 2018 dan 2019.
“Tahun ini kita melakukan proses pendanaan eksternal sebesar Rp 5 triliun untuk membiayai realisasi belanja modal di tahun 2018 dan sebagian di tahun 2019. Rencana belanja modal sekitar Rp 17,53 triliun tahun 2019. Kami merencanakan pendanaan eksternal sebesar Rp13 triliun, dapat bersumber dari pinjaman lembaga keuangan dan penerbitan obligasi” jelas Faik Fahmi.
Guna memenuhi belanja modal eksternal sebesar Rp 13 triliun, Faik bilang Rp 5 triliun dari pendanaan ini dan Rp 3 triliun dari rencana penerbitan obligasi. Serta sebanyak Rp 5 triliun lagi Angkasa Pura I akan membidik pendanaan bank kelompok pembangunan daerah, bank swasta dan bank umum kelompok usaha IV.
Dalam rencana jangka panjangnya, Angkasa Pura I merencanakan capex senilai Rp 76 triliun untuk tahun 2019-2023. Angkasa Pura I akan mendanai rencana capex tersebut melalui pinjaman dari lembaga keuangan, penerbitan obligasi, sekuritisasi aset dan juga melalui partnership dengan mitra strategis.
“Angkasa Pura I saat ini dihadapi oleh kondisi pertumbuhan penumpang yang jauh lebih tinggi dari kemampuan kami menyediakan kapasitas atau lack of capacity. Untuk mengatasi hal tersebut saat ini kami sedang melakukan pembangunan dan pengembangan bandara sebagai upaya kami berkontribusi mendorong perekonomian," jelas Faik di Jakarta, (18/12).
Faik berharap melalui penandatanganan perjanjian ini dapat mendukung peningkatan kinerja bisnis, meningkatkan kualitas layanan dan kepuasan pengguna jasa di bandara yang kami kelola,” tambah Faik Fahmi.
“Sebagai bentuk sinergi BUMN dan komitmen Bank BTN untuk mendukung pembangunan infrastruktur kami memberikan komitmen pendanaan sebesar Rp 2 triliun,” ujar Direktur Utama BTN, Maryono.
Lanjut Maryono dalam kerjasama ini, Bank BTN memberikan fasilitas pembiayaan (non revolving loan) kepada Angkasa Pura I untuk aktivitas usaha, pengembangan bandara dan investasi rutin. Pembiayaan sektor infrastruktur tersebut akan terus ditingkatkan dengan membuka kerjasama dengan BUMN lain.
Direktur Utama PT SMI, Emma Sri Martini menyatakan bahwa kerjasama ini merupakan kali kedua dengan Angkasa Pura I untuk mendanai pengembangan bandara-bandara dibawah pengelolaannya.
Hal ini memungkinkan PT SMI mendukung terwujudnya konektivitas antar daerah dan menjembatani kebutuhan pembangunan infrastruktur pada sektor bandara di Indonesia sebesar lebih dari Rp 364 triliun.
"Melalui penandatanganan perjanjian ini BRIsyariah dapat berkontribusi bagi pembangunan infrastruktur melalui kerjasama pembiayaan investasi bandara-bandara dibawah pengelolaan Angkasa Pura I,” tambah Kokok Alun Akbar, Direktur Bisnis Komersial BRISyariah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News