Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Bank Tabungan Negara (BTN) mengintegrasikan sistem governance risk management and compliance (GRC) dalam praktik bisnis perbankan. Penerapan sistem ini bertujuan untuk mencegah terjadinya fraud di perbankan.
Perseroan sendiri menargetkan tidak ada penyimpangan atau zero fraud dalam operasional perusahaan.
Direktur Kepatuhan BTN Irman Alvian Zahiruddin menjelaskan, tahun ini bank pemilik kode emiten BBTN ini mengintegrasikan GCG dan Risk Management sehingga menjadi integrated GRC.
Dengan integrasi GRC dan transformasi kultur di seluruh lini diharapkan pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik dan berkelas internasional dapat diimplementasikan secara menyeluruh di BTN.
"Intinya bagaimana kita bisa meningkatkan integrasi ini dengan dampak yang maksimum di bank BTN," kata Irman melalui pernyataan tertulis yang diterima KONTAN pada Jumat (6/11).
Irman menuturkan, penerapan good corporate governance (GCG) di bank BUMN spesialis KPR ini sudah semakin baik. Sebab menurutnya, risk management merupakan pilar kedua dalam praktik bisnis perbankan, di mana dalam prosesnya harus memberikan nilai tambah kepada bisnis bank.
Salah satunya dalam pelaksanaan proses kredit melalui dua jalur yakni melihat kelayakan bisnis dan menganalisa cash flow nasabah.
"Kenyataannya pelaksanaan fraud sudah semakin canggih dan oleh karenanya harus diikuti dengan security system bank yang canggih. BTN sudah mengimpementasikan itu dalam pelaksanaan proses bisnisnya," jelas Irman.
Atas penerapan ini, BTN mendapat penghargaan sebagai bank dengan peringkat I untuk kelompok bank buku III dengan aset di atas Rp 100 triliun dalam Anugerah Perbankan Indonesia 2015 yang diselenggarakan oleh Perbanas.
Penghargaan tersebut berdasarkan penilaian kriteria 10 aspek antara lain mengenai finance value creation, efficiency dan profit, GCG, risk management, human capital, marketing, IT, corporate communication dan CSR.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News