Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Meski sampai saat ini perbankan syariah di tanah air belum bisa berlari kencang, bukan berarti pamor sektor ini turun. Para pelaku bisnis perbankan masih tertarik menggarap pasar syariah di Indonesia. Salah satu yang berencana serius menggarap pangsa pasar syariah adalah CIMB Group.
Chief Officer Executive (CEO) CIMB Group Dato Sri Nazir Razak mengungkapkan, CIMB berniat menjadikan bank syariah sebagai fokus utama kegiatan mereka di Indonesia. Ini sesuai dengan misi CIMB untuk mengembangkan fokus di tiap negara tempat anak-anak usahanya tersebar, yakni Thailand, Malaysia, dan Indonesia.
Malaysia, akan menjadi pusat aktivitas internasional. Untuk pasar Thailand, CIMB memilih fokus di sektor investment banking. Nah, untuk pasar Indonesia, "Kami akan menggenjot pasar perbankan syariah," kata Sri Nazir.
Kendati Indonesia memiliki penduduk muslim terbanyak di dunia, namun nilai aset perbankan syariah di Indonesia hanya 2,2% dari total aset perbankan. "Ini juga berarti potensi perbankan syariah sangat besar," ujar Sri Nazir.
Buktinya, bisnis Unit Usaha Syariah (UUS) CIMB-Niaga menunjukkan perkembangan yang lumayan pesat. Direktur Bisnis CIMB-Niaga Handoyo Soebali mengungkapkan, sepanjang kuartal pertama 2009, UUS CIMB-Niaga membukukan laba bersih sebesar Rp 16,43 miliar. Laba ini lebih tinggi dibandingkan laba di periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 9 miliar.
Aset UUS CIMB Niaga sebesar Rp 1,23 triliun. Adapun rasio kewajiban penyediaan modal minimum UUS CIMB-Niaga sekarang sudah 16,34%. Jauh di atas rasio yang diwajibkan, yakni 8%.
Mengenai pengembangan bisnis syariah, Handoyo bilang pihaknya masih menunggu instruksi resmi CIMB Group. Dia menambahkan, opsi spin off atau pemisahan UUS dari induknya untuk menjadi bank umum syariahmasih terbuka. "Cuma saya kira tidak dalam waktu dekat," ujar Handoyo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News