Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Bank DBS Indonesia (Bank DBS Indonesia) berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan (revenue) di sektor consumer banking pada tahun 2016. Direktur Consumer Banking Group, Bank DBS Indonesia Wawan Salum menyebut, pihaknya mencatat kenaikan pertumbuhan revenue di sektor tersebut sebesar 62% dibanding 2015. Namun sayang Wawan enggan menyebutkan nominalnya.
Yang jelas, kontribusi terbesar berasal dari wealth management sebesar 49%, Kredit Tanpa Agunan (KTA) sebesar 31% dan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 20%. Jika dirinci, pertumbuhan wealth management di 2016 tumbuh 44% dari Rp 9,1 triliun di akhir tahun 2015 menjadi Rp 13,1 triliun per akhir 2016.
Pada tahun ini pihaknya menargetkan pertumbuhan bisnis wealth management sekitar 18% dibandingkan tahun lalu. Artinya, jika memakai asumsi pencapaian tahun 2016, pada tahun ini bank asal Singapura ini menargetkan dana kelolaan wealth management sekitar Rp 15,45 triliun.
Wawan mengatakan, salah satu pendorong pertumbuhan bisnis wealth management antara lain masuknya dana repatriasi. "Tax amnesty bisa menjadi salah satu pendorong, selain itu tentunya juga dari perkembangan produk wealth management kita sendiri," kata Wawan, Kamis (9/2).
Adapun andalan Bank DBS untuk produk pengelolaan kekayaan nasabah ini di bisnis wealth management antara lain bancassurance, produk treasury dan reksadana.
Wawan juga menyebut, pertumbuhan revenue tersebut juga didukung oleh peningkatan jumlah nasabah yang mencapai 17% hingga Desember 2016 dibanding Desember 2015 secara tahunan atau year on year (yoy).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News