CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.343.000   21.000   0,90%
  • USD/IDR 16.729   -36,00   -0,21%
  • IDX 8.407   44,65   0,53%
  • KOMPAS100 1.165   5,83   0,50%
  • LQ45 849   5,46   0,65%
  • ISSI 293   1,52   0,52%
  • IDX30 443   2,43   0,55%
  • IDXHIDIV20 514   3,54   0,69%
  • IDX80 131   0,83   0,64%
  • IDXV30 136   0,12   0,09%
  • IDXQ30 142   1,06   0,76%

Dahlan punya cara unik menyalurkan kredit


Selasa, 26 Februari 2013 / 13:45 WIB
Dahlan punya cara unik menyalurkan kredit
ILUSTRASI. Contoh interior rumah dengan kombinasi warna biru dan ungu. Foto: Instagram @worldofnilaya


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Menteri BUMN Dahlan Iskan memiliki cara unik untuk bisa mempercepat penyaluran kredit perbankan. Untuk bisa menyalurkan kredit tersebut, Dahlan menggunakan dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dari anak perusahaan BUMN.

Dana ini semacam dana tanggung jawab sosial masyarakat (corporate social responsibility/CSR).

"Caranya cukup disalurkan kredit tersebut ke jamaah masjid atau perkumpulan agama," kata Dahlan saat menjadi pembicara kunci di acara International Financial Inclusion yang digelar Bank Mandiri di Ritz Carlton Jakarta, Selasa (26/2).

Dahlan menegaskan masyarakat yang membutuhkan kredit tersebut bisa secara langsung aktif di kegiatan jamaah itu. Nantinya, masyarakat yang menunggak kredit juga bisa diumumkan melalui speaker di masing-masing masjid atau tempat ibadah masing-masing.

Hingga saat ini, Dahlan telah melakukan ujicoba penyaluran kredit tersebut di Jambi. Kini, dalam empat bulan ujicoba, Kementerian BUMN beserta jajarannya telah menyalurkan dana kredit masing-masing Rp 5 juta per masjid di lima masjid di daerah Jambi. "Ini memang untuk mendorong perekonomian kelas bawah dalam memulai usahanya. Ini memang untuk masyarakat yang tidak terjangkau akses perbankan," tambahnya.

Dalam waktu dekat, Dahlan akan menerapkan cara ini di 15 masjid di DKI Jakarta. Meski daerah ini banyak dikelilingi oleh perbankan nasional dan bank asing, masyarakat pinggiran Jakarta ini juga belum mengetahui akses kredit ke perbankan.

Apalagi, jumlah pinjaman yang diperlukan masyarakat juga tidak besar dan hal tersebut biasanya digunakan untuk modal usaha kurang dari seminggu atau bahkan sebulan.

Dengan mekanisme seperti ini, secara perlahan akses masyarakat ke perbankan mulai diperkenalkan. Harapannya, masyarakat nanti mau mengakses perbankan dan mengakses produk-produk yang dijual perbankan. (Didik Purwanto/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×