Sumber: KONTAN | Editor: Johana K.
JAKARTA. Para pengelola dana pensiun (dapen) mulai mengubah strategi investasi mereka menjadi lebih agresif tahun ini. Tujuannya, mengejar imbal hasil atau yield hingga dua digit.
Perubahan strategi investasi mereka terlihat dari mengecilnya penempatan dana di deposito bank. Saat ini, jumlahnya hanya sekitar 7% dari total dana kelolaan mereka.
Salah satu dapen yang tengah memburu imbal hasil investasi tinggi adalah Dapen Bank Rakyat Indonesia (Dapen BRI). Wajar mereka mengejar yield besar, sebab dana kelolaannya juga raksasa.
Direktur Utama Dapen BRI Purwanto mengatakan, pihaknya mengincar dana kelolaan tahun ini Rp 7 triliun - Rp 8 triliun. "Sedangkan hasil investasi yang kami targetkan sebesar Rp 1,4 triliun," katanya, Kamis (8/4). Dengan total dana kelolaan sebesar itu, artinya Dapen BRI menargetkan imbal hasil 12,25%-20%. Tahun 2009 lalu, hasil investasi Dapen BRI mencapai Rp 900 miliar.
Untuk mencapai target itu, Dapen BRI akan memperbesar alokasi dana kelolaannya di saham hingga 25% dari total investasi tahun ini. "Kami melihat pergerakan saham lagi bagus. Kami perkirakan kondisi ini akan bertahan hingga kuartal tiga," katanya.
SUN menjadi pilihan
Dapen BRI juga memaksimalkan penempatan dananya di obligasi dan Surat Utang Negara (SUN). Cuma, porsi di dua instrumen ini lebih fleksibel. Sebagai gambaran, tahun lalu Dapen BRI menempatkan duit di obligasi dan SUN masing-masing 32% dan 25% dari total dana investasinya. "Di SUN cukup besar karena instrumen ini relatif aman," katanya. Sementara porsi dana di deposito hanya 3%.
Dapen Pertamina tahun ini juga mengejar pertumbuhan hasil investasi dua digit, tepatnya 10%. Direktur Utama Dapen Pertamina Torang M. Napitupulu bilang, pertumbuhan dana keloaannya tahun ini juga ditargetkan tumbuh 10% dari tahun lalu yang sebesar Rp 7,2 triliun.
Di 2009, investasi Dapen Pertamina didominasi SUN. Menyusul obligasi korporasi, saham, deposito, dan investasi langsung. "Tahun lalu, porsi SUN dan obligasi mencapai 52%, di mana 30%-nya SUN," terang Torang.
Dapen Pertamina banyak menempatkan dana di SUN karena risikonya relatif kecil. "Kalau saham pergerakannya tak bisa dikontrol. Apalagi orientasi dapen kan jangka panjang," ujar Torang.
Meski dana kelolaannya tidak sebesar dua dapen lainnya, yakni hanya Rp 154 miliar, Dapen Jasindo juga mengincar imbal hasil investasi yang jumbo. Tahun ini, Dapen Jasindo mengincar hasil investasi tumbuh 12% dari tahun lalu sebesar Rp 11 miliar.
Soal porsi investasi tahun ini, "Mungkin sama dengan tahun lalu atau berubah," jelas Direktur Utama Jasindo Supriyadi. Tahun lalu dari total dana investasi Rp 150 miliar sebanyak 30% ditempatkan di obligasi, reksadana (15%), dan penyertaan (20%).
"Dana kami di obligasi cukup banyak karena return tinggi, 11,5%-11,75%," jelas Supriyadi. Tahun ini, Dapen Jasindo mengincar kenaikan dana kelolaan menjadi Rp 160 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News