Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku industri asuransi dan dana pensiun memperbesar investasi di surat utang negara (SUN) di tahun ini. Indikasi ini terlihat dari kepemilikan SUN perusahaan asuransi dan dana pensiun yang meningkat.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, kepemilikan asuransi di SUN naik Rp 3,85 triliun menjadi Rp 166,71 triliun secara month on month (mom) sampai 29 Maret 2018. Sedangkan nilai kepemilikan SUN dana pensiun bertambah sebanyak Rp 2,49 triliun menjadi Rp 208,73 triliun di periode sama.
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu memperkirakan, perusahaan asuransi jiwa akan cenderung menambah portofolio SUN bertenor panjang. Hanya saja, mengenai banyak atau sedikitnya dana yang diparkir di SUN, tentu akan mempertimbangkan rasio penempatan dana di instrumen investasi tersebut.
Perusahaan asuransi jiwa akan melihat lagi strategi racikan investasinya dan tidak terburu-buru menambah kepemilikan di SUN bertenor panjang. "Mumpung murah memang pasti ada yang membeli. Namun, bukan berarti harga murah return tinggi langsung borong, semua tetap mengacu pada strategi," kata Togar, Senin (2/4).
Kepala Divisi Keuangan dan Investasi PT Asuransi Jiwasraya Agustin Widhiastuti mengatakan, pihaknya berencana menambah kepemilikan SUN bertenor panjang. "Tentu saja ambil posisi mumpung imbal hasil diperoleh bisa lebih tinggi," kata dia.
Namun, Agustin belum bisa merinci berapa persen penambahan jumlah SUN bertenor panjang lantaran perlu proses penghitungan. Saat ini, porsi investasi Jiwasraya di SUN relatif seimbang antara bertenor panjang maupun SUN bertenor pendek.
Sementara, Direktur Utama Asuransi Asoka Mas Yulianto Hengki Saputra mengatakan, perusahaannya belum berencana menambah kepemilikan di SUN tenor panjang. Sebab sesuai dengan rencana, perusahaannya memasang target konservatif. "Kami sangat konservatif dalam investasi dan mengutamakan yang aman saja," ujar Yulianto
Dana pensiun juga turut memanfaatkan volatilitas pasar obligasi yang melemah dengan menambah kepemilikan di surat utang bertenor panjang.
Direktur Eksekutif Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Bambang Sri Muljadi memperkirakan, pelaku industri menambah kepemilikan SUN bertenor panjang tapi tidak banyak. Hal ini sesuai karakteristik industri dapen.
"Tapi kebanyakan pelaku yang memiliki aset besar akan ada yang beralih dan menambah kepemilikan SUN tenor panjang, sedangkan yang kecil tidak agresif," kata dia.
Bambang mencontohkan, dana pensiun yang memiliki aset di bawah Rp 200 miliar masih terhitung banyak yakni sekitar 50% dari jumlah perusahaan dapen. Dengan demikian, perubahan investasi masih belum bisa sekencang pelaku dapen yang memiliki aset jumbo. Yang terpenting, menurut Bambang, dapat menghasilkan return maksimal dan tidak cepat terpengaruh pada fluktuasi pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News