kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Di tengah kinerja indeks negatif, produk unitlink ini mampu beri return tinggi


Rabu, 08 September 2021 / 14:41 WIB
Di tengah kinerja indeks negatif, produk unitlink ini mampu beri return tinggi
ILUSTRASI. Nasabah mengamati produk asuransi yang ditawarkan melalui kanal digital


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di saat kinerja indeks unitlink yang masih mengalami kontraksi secara year-to-date (ytd), beberapa produk unitlink ternyata masih mampu memberikan imbal hasil yang positif. Bahkan ada beberapa produk yang memberi imbalan lebih tinggi dari rata-rata. 

Berdasarkan data Infovesta Utama, pada bulan Agustus, produk unitlink berbasis pendapatan tetap mencatatkan imbal hasil tertinggi. Produk jenis ini mencatatkan rata-rata imbal hasil sebesar 1,58% ytd. 

Sedangkan untuk unitlink berbasis saham dan unitlink campuran tercatat memberikan rata-rata imbal hasil negatif, masing-masing sebesar -1,34% ytd dan -1,32% ytd.

Meski demikian, beberapa produk unitlink masih memberikan imbal hasil yang lebih tinggi di atas rata-rata, seperti beberapa produk unitlink saham milik Generali Indonesia. Tercatat, produk Generali Equity Ultima memiliki imbal hasil 19,52% ytd, tertinggi dibandingkan produk unitlink berbasis saham milik Generali lainnya.

“Emiten yang kami pilih macam-macam. Yang jelas emiten yang sesuai persyaratan dari komite investasi kami dan dilakukan dengan prinsip kehati-hatian,” ujar Chief Marketing Officer Generali Indonesia Vivin Arbianti kepada Kontan.co.id, Rabu (8/9).

Baca Juga: Indeks unitlink pendapatan tetap mulai tumbuh positif

Adapun, Generali saat ini juga menggunakan fitur Robo ARMS yang dinilai bisa membantu nasabah untuk memiliki unitlink sesuai dengan profil risikonya masing-masing. Oleh karena itu, nasabah bisa memiliki produk unitlink dengan berbagai jenis instrumen yang persentasenya tergantung profil risiko.

“Sebenarnya saat ini lebih banyak ke instrumen campuran. Tapi kalau Roboarms kan setiap harinya berubah tergantung situasi. Kadang bisa pendapatan tetap lebih banyak, atau saham ya tergantung situasi per harinya,” imbuh Vivin.

Dengan strategi tersebut, saat ini Generali mencatatkan dana kelolaan investasi unitlink mencapai Rp 3,4 triliun.

Sementara itu, Generali, BNI Life juga menjadi salah satu perusahaan yang memiliki produk unitlink pendapatan tetap dengan imbal hasil di atas rata-rata. Hal ini didapat melalui produk Dana Mantap. Produk tersebut secara ytd mampu memberikan imbal hasil sebesar 10,96%.

Direktur Keuangan BNI Life Eben Eser Nainggolan mengatakan, bahwa selama ini instrumen pendapatan tetap ditempatkan di surat berharga negara dan surat berharga korporasi. Sedangkan untuk persentasenya, dua instrumen tersebut ditempatkan secara seimbang.

“Untuk surat berharga kami pilih rating minimal AA. Sedangkan untuk saham, kami pilih emiten yang masuk dalam IDX 30, LQ45, dan Kompas100,” ujar Eben.

Sekadar informasi, nilai kelolaan investasi untuk produk unitlink BNI Life per Agustus 2021 mencapai Rp 2,42 triliun. Angka tersebut turun sebesar 2% dari periode sama di tahun lalu yang mencapai Rp 2,47 triliun.

Baca Juga: Pembatalan Polis Unitlink Mulai Marak

Bernasib sama, BRI Life juga memiliki produk unitlink yang menawarkan imbal hasil di atas rata-rata dengan instrumen pendapatan tetap. Hal tersebut berasal dari produk Darlink Stabil yang memiliki imbal hasil 1,78%ytd.

“Kinerja instrumen obligasi sangat baik dengan mayoritas portofolio berasal dari SUN,” ujar Direktur Utama BRI Life Iwan Pasila.

Sementara itu, porsi unitlink dengan instrumen saham masih terbesar mencapai lebih dari 70%. Adapun, total dana kelolaan portofolio unitlink BRI Life saat ini sebesar Rp 2,9 triliun.

“Kami terus mendorong nasabah untuk memahami risiko dari setiap instrumen yang dipilih, termasuk dengan memberikan gambaran bahwa dalam 2 tahun terakhir kinerja obligasi pemerintah jauh lebih baik dibandingkan dengan kinerja saham,” pungkas Iwan.

Selanjutnya: Produk asuransi jiwa tradisional masih diminati saat pandemi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×