kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dorong UKM Jatim masuk pasar global, LPEI inisiasi Desa Visa Tenun Gresik


Rabu, 03 November 2021 / 07:19 WIB
Dorong UKM Jatim masuk pasar global, LPEI inisiasi Desa Visa Tenun Gresik
ILUSTRASI. Produk tenun dari anggota Koperasi Wedani Giri Nata (KWN) di Desa Devisa Tenun Gresik.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) berupaya mendorong tenun asal Gresik, Jawa Timur masuk pasar global lewat program Desa Devisa.

Melalui program  ini, LPEI akan berkolaborasi dengan sejumlah institusi pusat dan daerah untuk memberikan pendampingan pada aspek kelembagaan, produksi hingga akses pasar kepada anggota maupun pengurus Koperasi Wedani Giri Nata (KWN).

Terdapat 1.500 orang penenun perempuan memproduksi sarung tenun alat tenun bukan mesin (ATBM) yang tergabung dalam kelompok penenun Koperasi WGN.

Saat ini kapasitas produksi sarung tenun dari Desa Wedani mencapai 146.400 lembar sarung perbulannya. Dengan adanya Program Desa Devisa ini, ditargetkan di Semester I-2022 Koperasi WGN sudah dapat melakukan ekspor perdana dan produk yang dihasilkan pun sudah mematuhi standar internasional.

Baca Juga: Kejagung periksa dua orang saksi dugaan korupsi pembiayaan LPEI

Sarung tenun ATBM Desa Wedani merupakan komoditi unggulan dari Desa Devisa Tenun Gresik yang mencerminkan kearifan lokal dengan memiliki unsur kebudayaan setempat.

James Rompas, Direktur Eksekutif LPEI menyatakan Program Desa Devisa yang dimiliki LPEI ini bertujuan untuk membangun dan meningkatkan potensi suatu kawasan yang memiliki produk unggulan berorientasi ekspor.

Diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat mencapai kondisi sosial-ekonomi-budaya yang lebih baik.

"Juga menghasilkan devisa dari kegiatan usaha yang dilaksanakan secara berkesinambungan. Dengan diresmikannya Desa Devisa Tenun Gresik, Desa Wedani menjadi desa ke-24 yang mengikuti Program Desa Devisa LPEI,”  jelasnya dalam keterangan tertulis pada Selasa (2/11).

Lanjutnya, total penerima manfaat dari program ini telah mencapai 2.774 orang petani/penenun. Ia menargetkan  akan terus bertambah di tahun-tahun berikutnya.

Desa Wedani, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, Jawa Timur menjadi salah satu Desa Devisa Tenun Gresik yang dibina melalui Program Desa Devisa LPEI atau Indonesia Eximbank.

LPEI sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan Republik Indonesia bersinergi dengan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Gresik, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan dan Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perindang (Diskoperindag) Kabupaten Gresik untuk mengembangkan potensi Desa Wedani.

Baca Juga: Dorong UKM berorientasi ekspor di Surakarta, LPEI bangun National Export Dashboard

Program Desa Devisa dimulai sejak tahun 2019 dengan Desa Devisa Kakao di Jembrana, Bali menjadi Desa Devisa pertama yang memiliki komoditas unggulan berupa biji kakao difermentasi selanjutnya Desa Devisa Kerajinan di Bantul, Yogyakarta dengan produk kerajinan ramah lingkungan yang telah mampu melakukan ekspor secara berkelanjutan ke Eropa.

Hingga November tahun 2021 LPEI sudah meresmikan tiga desa devisa yaitu Desa Devisa Agrowisata Ijen Banyuwangi, Kopi Subang, Tenun Gresik, sehingga melalui Program Desa Devisa produk lokal Indonesia dapat mendunia serta memberikan dampak positif terhadap peningkatan ekonomi, sosial dan lingkungan bagi masyarakat setempat. Ke depannya LPEI terus akan bersinergi membangun desa-desa melalui Program Desa Devisa.

Peresmian ini juga dihadiri oleh Bupati Gresik, H. Fandi Akhmad Yani yang turut memberikan apresiasi atas kolaborasi LPEI dengan Pemerintah Kabupaten Gresik, koperasi setempat, antar kementerian lembaga untuk memajukan Desa Wedani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×