Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (bank bjb) berkomitmen memperkuat ketahanan pangan daerah. Salah satunya dengan menggandeng kepada PT Kebun Bumi Lestari di Surakarta, Jawa Tengah.
Penandatanganan Kerjasama kemitraan antara bank bjb Cabang Surakarta - Kebun Bumi Lestari dilakukan pada Senin 14 Maret 2022. Penandatanganan ini dilakukan dalam rangka penyaluran KUR kepada petani melon mitra binaan Kebun Bumi Lestari.
Hadir pada kegiatan Kabul Pamuji dari PT Kebun Bumi Lestari. Turut hadir SEVP Bisnis bank bjb Beny Riswandi, Pemimpin Divisi Kredit UMKM bank bjb Denny Mulyadi, Pemimpin Cabang Surakarta Irvan Nulhakim, Pemimpin Cabang Surabaya Heru Baharudin.
Pemimpin Divisi Corporate Secretary bank bjb Widi Hartoto mengatakan, perusahaan senantiasa mendukung pemerintah membangun ketahanan pangan melalui kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak.
Baca Juga: Bank BJB Syariah Akan IPO pada Semester II 2022
"Kolaborasi dan sinergi bank bjb dengan PT Kebun Bumi Lestari diharapkan akan membantu dan mempermudah para Petani Melon mengakses KUR," kata Widi, dalam laman resmi perseroan, Senin (14/3).
Sementara itu, Beny mengatakan sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Beberapa tahun terakhir, sektor ini terus tumbuh dan bahkan tetap tumbuh positif saat sektor lain terpuruk di masa pandemi.
Berdasarkan data BPS triwulan I 2021, sektor pertanian tumbuh sebesar 2,95% yoy, saat sektor lain seperti industri pengolahan, perdagangan, dan konstruksi mengalami kontraksi. Namun sektor pertanian terancam krisis regenerasi petani akibat kurangnya minat generasi muda untuk bekerja di sektor ini.
Menurut Beny, rendahnya kesejahteraan petani karena menghadapi kendala dari pengadaan modal hingga pasca panen. Para petani yang tidak mendapatkan upah setiap bulan seperti pekerjaan lain, kerap meminjam uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Ketika panen tiba, kata dia, para petani kecil sering terpaksa menjual hasil panennya kepada tengkulak dengan harga yang murah. Kemudian petani menggunakan uang tersebut untuk membayar utang ataupun digunakan untuk kebutuhan mendesak lainnya.
"Sehingga ketika masa tanam tiba, petai sering mengalami kekurangan modal. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab rendahnya kesejahteraan petani," terangnya.