kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

EBA-KPR Masih Sepi Peminat


Rabu, 23 Juni 2010 / 13:18 WIB
EBA-KPR Masih Sepi Peminat


Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Pasar Efek Beragun Aset Kredit Pemilikan Rumah (EBA-KPR) di Indonesia sejauh ini masih sepi. Minat masyarakat berinvestasi di produk sekuritisasi yang mirip dengan produk subprime mortgage di Amerika Serikat tersebut belum tumbuh signifikan.

Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) Erica Soeroto mengungkapkan, masih minimnya minat masyarakat untuk berinvestasi di produk ini salah satunya terkendala masalah sosialisasi yang kurang. Stigma miring produk subprime mortgage agaknya masih kental di benak investor domestik.

Padahal, "EBA KPR ini memiliki imbal hasil menarik dengan rating terbaik, aman, dan risikonya terukur," ujarnya dalam acara Seminar Sosialisasi EBA KPR di Gedung Bank Indonesia Jakarta, Rabu (23/6).

Tahun lalu SMF menerbitkan EBA KPR BTN yaitu DSMF01 dan DSMF02 yang mendapat rating idAAA dari Pefindo. "Rating tersebut mencerminkan profil risiko yang sangat baik dari aset-aset yang disekuritisasi," jelasnya.

Seperti diketahui, EBA KPR ini merupakan efek yang memiliki underlying berupa kumpulan aset keuangan tagihan KPR.

Erica mengungkapkan, dari potensi pasar KPR di Indonesia yang bisa diperluas untuk produk sekuritisasi masih sangat besar. Indikatornya, ungkap Erica, adalah volume KPR yang masih kecil sejauh ini. "Volumenya masih sangat kecil. Buktinya rasio KPR terhadap GDP di Indonesia hanya 2%. Jauh lebih kecil dari Malaysia yang rasionya sudah mencapai 23%," ujarnya.

Salah satu penyebab masih kecilnya volume KPR di Indonesia adalah karena suku bunga KPR selama ini masih relatif tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×