kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emiten Bank Pembangunan Daerah (BPD) Semakin Ramai, Begini Rekomendasi Analis


Senin, 09 Januari 2023 / 19:17 WIB
Emiten Bank Pembangunan Daerah (BPD) Semakin Ramai, Begini Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah?Bank Sumut.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saham tanah air akan semakin ramai dengan kehadiran bank pembangunan daerah (BPD). Terbaru, BPD Sumut tengah melakukan proses penawaran saham perdana (IPO). 

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menyatakan berdasarkan prospektus, prospek saham Bank Sumut bagus. Lantaran mempunyai fundamental yang solid dengan kinerja keuangan yang konsisten dan naik berkala.

“Selain itu pelaksanaan IPO akan menambah dana untuk ekspansi operasi mereka. Namun tahun ini tantangannya ada pada potensi kelanjutan kenaikan suku bunga dan kemungkinan tinggi resesi global tahun ini yang akan berdampak negatif,” ujar Arjun kepada KONTAN pada Senin (9/1). 

Research & Consulting Manager Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro menambahkan harga IPO Bank Sumut tidak kemahalan. Ia mengacu pada rentang harga IPO, mencerminkan valuasi price book to value (PBV) Bank Sumut di rentang 0,84x hingga 1,12x. 

Baca Juga: Hadapi Digitalisasi, Sejumlah Bank Siapkan Layanan Super Apps

“Angka itu setara dengan PBV dua BPD yang telah melantai di bursa yakni BPD Jawa Barat dan Banten (BJBR) dengan PBV 1x dan Bank Jawa Timur (BJTM) dengan PBV 0,96x. Bisa disimpulkan tidak kemahalan,”katanya. 

Asal tahu saja, calon emiten yang akan menggunakan kode BSMT ini melepas maksimal 2,93 miliar saham. Ini setara dengan 23% dari modal ditempatkan dan disetor pasca IPO. Bank Sumut mematok harga penawaran dalam rentang Rp 350 sampai Rp 350. Dengan begitu, BSMT berpotensi meraup dana segar sebanyak-banyaknya Rp 1,49 triliun.

Sedangkan Founder & CEO Emtrade Ellen May tetap menjagokan bank konvensional besar. Ia tidak tertarik untuk kelompok bank yang lainnya karena memiliki biaya bunga yang relatif lebih tinggi. 

Seiring dengan itu, jajaran BPD ini memacu kinerja keuangan di sepanjang 2023. Plt. Direktur Utama Bank Sumut Hadi Sucipto mengatakan akan mengejar potensi bisnis yang belum tergarap optimal selama ini. 

Mulai dari APBD Provinsi Sumut rata-rata Rp 60 triliun, baru sebagian kecil yang dioptimalkan oleh perseroan. Bank Sumut juga akan mengejar captive market dari segmen aparatur sipil negara (ASN) yang baru dimanfaatkan 56%. 

“Kita ingin beroperasi di Sumatera dengan membuka kantor cabang di Pekanbaru pada akhir 2022. Pada tahun ini, kami akan membuka kantor cabang di Riau mulai dari Bagan Batu sampai duri. Lalu buka cabang di Jambi dan Palembang,” tambahnya. 

Direktur Keuangan & Teknologi Informasi Bank Sumut Arieta Aryanti juga menyatakan akan membidik bisa naik kelas menjadi Kelompok Bank Modal Inti (KBMI) 2 dengan modal inti minimum Rp 6 triliun dalam satu hingga dua tahun mendatang. Sebab saat ini, modal inti Bank Sumut senilai  Rp 4,3 triliun.

Adapun BPD Jawa Barat dan Banten (BJBR) yang lebih dahulu melantai di pasar modal optimis kinerja bisa melaju di 2023. Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi memproyeksikan pertumbuhan kredit pada level 9% hingga 11%. 

“Dengan growth driver secara absolut pada segmen konsumer dan komersial korporasi. Segmen lainnya seperti KPR dan UMKM pun kami proyeksikan terus bertumbuh di tahun ini,” ujarnya kepada KONTAN. 

Baca Juga: Kredit Modal Kerja Masih Jadi Penopang Utama Pertumbuhan Kredit Perbankan

Namun ia melihat biaya dana dan kualitas kredit akan menjadi tantangan tahun ini. Sehingga, perlu  pengelolaan dana yang efisien dan penyaluran kredit yang ekspansif namun tetap prudent menjadi kunci pertumbuhan di tahun ini.

“Untuk mendorong pertumbuhan, beberapa aksi korporasi akan kami lakukan di tahun ini, salah satunya yakni kelompok usaha bank (KUB) bersama beberapa BPD yang akan dirampungkan pada semester pertama tahun ini,” paparnya. 

Selain itu, BJBR juga berencana melakukan penerbitan obligasi. Hal ini dilakukan untuk menjaga rasio likuiditas sekaligus memperkuat rasio permodalan melalui surat utang subordinasi  ataupun perpetual yang sedang BJBR kaji saat ini. 

Yuddy menyatakan menganggarkan dana Rp 350 miliar untuk mendukung rencana penguatan KUB. BJBR terbuka untuk bersinergi dengan BPD, selama dapat saling memberikan nilai positif bagi sesama anggota KUB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×