Reporter: Ahmad Ghifari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan fintech peer to peer (P2P) lending semakin gencar berkolaborasi dengan perbankan. Misalnya, PT Investree Radhika Jaya atau Investree yang baru saja bekerja sama dengan BRI Agro.
Direktur Sales dan Bisnis Investree Salman Baharudin mengatakan, kerja sama ini bagaimana BRI Agro sebagai institusi lender untuk Investree yang bentuknya seperti channeling melalui platform Investree yang ditawarkan sebagai sebuah market place.
"Ada kesamaan model bisnis sehingga ke depannya dapat memperluas lagi cakupan nasabah baik dari BRI Agro bisnis atau sektor lain yang terkait dengan UMKM lainnya dapat ditawarkan oleh Investree kepada BRI Agro," kata Salman kepada Kontan.co.id, Kamis (9/1).
"Tentunya akan lebih banyak lagi nasabah atau pengusaha yang dapat kami jangkau," kata Salman.
Dalam kerja sama ini, tentunya ada target dalam internal yang ingin dicapai baik jumlah penyaluran maupun debitur. Namun, tidak disebutkan besarannya. Dalam kerja sama ini, jangka waktunya tidak ditentukan atau fleksible.
Tren kerja sama dengan Bank dinilai cukup baik terutama pada calon mitra, meskipun pada awalnya saling menjajaki antar kedua belah pihak.
Namun dengan penyaluran dari Investree yang secara akumulasi mencapai Rp 4 triliun, itu menjadi modal untuk menggaet Bank. "Saat ini masih dalam tahap penjajakan terhadap Bank lainnya,"jelas Salman.
Melalui kerja sama ini, pada tahap awal BRI Agro menyediakan dana sebesar Rp 100 miliar untuk program kerja sama dengan Investree.
Dalam kerja sama ini juga diharapkan dapat semakin mempercepat akselerasi kinerja Investree dalam menyalurkan pinjaman kepada end user.
Sebelumnya, Investree telah bekerja sama dengan Bank Mandiri dan Bank BRI.
Sebanyak 10 investor korporasi dari Investree, terdiri dari Bank, Multifinance, dan investor dari luar negeri.
PT Mitrausaha Indonesia Grup atau Modalku dengan saat ini bekerja sama dengan Bank yaitu PT BPR Varia Centralartha (Bank Varia), PT Bank Sinarmas Tbk, PT BPR Bekasi Binatanjung Makmur (BPR BBTM), dan PT BPR Sukawati Pancakanti (BPR Kanti).
Co-Founder dan CEO Modalku Reynold Wijaya mengatakan, bentuk kerja sama yang dijalankan adalah pendanaan bersama dengan BPR di mana beberapa institusi keuangan secara kolektif mendanai pinjaman UMKM.
Sistem pendanaan ini dijalankan ketika nilai pinjaman yang diajukan peminjam terlalu besar untuk dibiayai satu bank atau satu institusi keuangan.
"Modalku terbuka dengan beragam industri usaha yang ingin mendapatkan pendanaan usahanya. Tentunya ketika portfolio usaha tersebut baik dan berpotensi untuk berkembang, Modalku akan berusaha sebaik mungkin untuk mendukung mereka," kata Reynold.
Menurut Reynold, potensinya cukup baik karena melalui kolaborasi fintech dengan institusi finansial seperti bank pun dapat melengkapi layanan yang diberikan bank.
Kerja sama ini telah memungkinkan Modalku untuk menjangkau lebih banyak pengguna, tidak terbatas pada wilayah operasional Modalku.
"Kami percaya bahwa BPR lebih mengenal karakteristik dan kebutuhan dari masyarakat di daerah-daerah operasionalnya," jelas Reynold.
Besaran bunga yang diberikan menyesuaikan dengan riwayat dan tingkat risiko dari masing- masing usaha.
PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran) juga tertarik mengajak bank bergabung. CEO dan Co-Founder Akseleran Ivan Nikolas Tambunan mengatakan, Akseleran telah menjalin kerja sama dengan perbankan dalam layanan virtual account dan escrow account.
Untuk virtual account sudah melibatkan Bank Permata, Bank Mandiri, BCA, CIMB Niaga, BNI dan BRI. Sementara untuk channeling bekerja sama dengan Bank Mandiri J Trust Bank.
"Mereka salurkan pinjaman ke debitur melalui platform Akseleran dan besaran penyalurannya mencapai Rp 100 miliar," kata Ivan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News