kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gabung IKBI, lima bank ini mendukung upaya keuangan berkelanjutan


Rabu, 27 November 2019 / 09:41 WIB
Gabung IKBI, lima bank ini mendukung upaya keuangan berkelanjutan


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada Selasa (26/11) lima bank resmi bergabung dalam Inisiatif Keuangan Berkelanjutan Indonesia (IKBI). Kelima bank tersebut adalah Bank Syariah Mandiri, HSBC Indonesia, CIMB Niaga, OCBC NISP Indonesia dan Maybank Indonesia.

IKBI merupakan wadah yang mendorong regulasi keuangan berkelanjutan inklusif terbuka bagi lembaga jasa keuangan baik bank maupun nonbank. Asal tahu saja, sebelum lima bank tersebut bergabung, sudah ada delapan bank yang masuk dalam IKBI, yakni BRI, BNI, BCA, Bank BJB, Artha Graha, Bank Muamalat dan BRI Syariah.

“Kami mengapresiasi bergabungnya CIMB Niaga, Bank Syariah Mandiri, Bank OCBC NISP, Maybank Indonesia, dan HSBC Indonesia untuk memperkuat IKBI," kata Ketua IKBI yang sekaligus Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia Sunarso dalam siaran pers, Selasa (26/11). Dengan 13 bank bergabung dalam IKBI, maka setidaknya 60% aset perbankan nasional sudah terwakili.

Baca Juga: BNI dan CIMB Niaga siapkan program kartu kredit peluncuran Iphone baru

Keuangan berkelanjutan merupakan hal yang penting, hal ini juga sudah menjadi perhatian regulator. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)  sudah mengeluarkan Peraturan No. 51 Tentang Keuangan Berkelanjutan di Indonesia sebagai respon terhadap pemanasan global. Sementara, BI bergabung menjadi anggota the Network for Greening the Financial System (NGFS), sebuah wadah  regulator keuangan global untuk mengatasi risiko perubahan iklim.

Direktur Finance and Administration World Wide Fund for Nature (WWF) Aria Nagasatra bilang banyak studi mengatakan Produk Domestik Bruto (PDB) global dapat turun 11% akibat perubahan iklim yang ekstrem. Selain itu, pendapatan perkapita juga dimungkinkan turun hingga 20% sebagai dampak pemanasan global.  

"Perubahan iklim akibat  pemanasan global mempengaruhi sisi permintaan dan penawaran jasa," kata Aria dalam seremoni penandatanganan di Bursa Efek Indonesia (BEI), kemarin.

Baca Juga: Simak rekomendasi saham perbankan usai BI menurunkan GMW

Aria menambahkan, walaupun penuh tantangan, keuangan berkelanjutan juga menawarkan peluang investasi yang belum banyak disentuh di dunia bisnis. Dia mencontohkan, animo pasar yang baik terhadap sustainability green bonds yang diluncurkan oleh BRI dan OCBC. Tahun ini pun Kemenkeu merilis green sukuk ritel. Sukuk itu menyasar milenial yang memiliki kepedulian besar terhadap keberlanjutan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×