Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Meyongsong bisnis tahun depan yang masih terhitung fluktuatif, perusahaan sekuritas berhati-hati menggelar rencana ekspansi.
Lihat saja, Mandiri Sekuritas yang memilih membuka outlet ketimbang kantor cabang baru. Perusahaan sekuritas pelat merah lain yakni Danareksa Sekuritas lebih memilih untuk memfokuskan ekspansi ke sistem teknologi informasi untuk menopang bisnis onlinenya.
Rencananya, Mandiri Sekuritas akan menambah 20 outlet lagi di tahun depan. "Kami tambah jaringan saja karena jauh lebih murah, terjangkau, dekat," ujar Presiden Direktur Mandiri Sekuritas, Abiprayadi Riyanto, akhir pekan lalu.
Biaya pembukaan yang jauh lebih murah jika dibandingkan kantor cabang menjadi alasan perusahaan sekuritas Grup Mandiri ini membuka outlet. Managing Director Mandiri Sekuritas, Laksono W. Widodo mencontohkan, untuk dengan biaya Rp 50 juta, pihaknya sudah dapat membuka satu outlet.
Adapun tambahan satu kantor cabang membutuhkan dana minimal Rp 500 juta. "Saat ini jumlah outlet 234, tahun depan buka 20 lagi," kata Laksono. Rencananya, sekitar 50% outlet ini masih akan dibuka di kantor-kantor cabang Bank Mandiri yang terletak di Pulau Jawa.
Berdasarkan data terbaru, Mandiri Sekuritas memiliki 234 outlet, 30 kantor cabang di tanah air dan 1 kantor cabang di Singapura. Jika rencana iru terwujud, tahun 2015 nanti, outlet Mandiri Sekuritas akan berjumlah 254 outlet.
Sedang Danareksa menganggarkan belanja modal Rp 20 miliar untuk memperbaiki sistem teknologi informasi. Potensi dan efisiensi yang ditawarkan penjualan via online menggiurkan perusahaan sekuritas seperti PT Danareksa Sekuritas. "IT sedang kami kembangkan. Kalau tahun depan IT sudah, baru lakukan pemasaran, baru besar-besaran," ujar Marciano Herman, Direktur Utama Danareksa Sekuritas kepada KONTAN.
Marciano menjelaskan, perbaikan tersebut untuk memperbaiki layanan, mengurangi kesalahan alias human capital error, serta menunjang efisiensi dan penjualan online, meski penjualan konvensional juga cukup baik.
Akan tetapi, sambung Marciano, transaksi via online jauh lebih murah. "Minimal orang melek pasar modal cukup canggihlah, mengerti komputer dan internet," ujar Marciano beralasan.
Saat ini, Danareksa Sekuritas memiliki sekitar 20.000 hingga 30.000 investor online yang aktif. Dari jumlah tersebut, sebanyak 20% hingga 30% yang menggunakan internet untuk bertransaksi.
Tak cuma Danareksa yang membidik penambahan investor online. Mandiri Sekuritas juga menargetkan penambahan investor ritel.
Hingga November, investor ritel yang tercatat di Mandiri Sekuritas mencapai sekitar 36.000 orang. "Kami mencoba biar bisa dobel menjadi 75.000 sampai akhir tahun depan," imbuh Abi.
Jumlah investor online Mandiri Sekuritas ini naik sekitar 63% dari periode yang sama tahun lalu yakni 22.000 jiwa. Hingga akhir tahun, sambung Abiprayadi, pihaknya berharap investor ritel perseroan dapat bertambah lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News