kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.620.000   14.000   0,87%
  • USD/IDR 16.305   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.109   35,72   0,50%
  • KOMPAS100 1.044   5,37   0,52%
  • LQ45 824   5,99   0,73%
  • ISSI 212   -0,11   -0,05%
  • IDX30 427   5,07   1,20%
  • IDXHIDIV20 512   6,64   1,31%
  • IDX80 119   0,49   0,41%
  • IDXV30 122   1,03   0,85%
  • IDXQ30 140   1,68   1,21%

Hanwha Life Akuisisi Bank Nobu, Bagaimana Nasib Rencana Merger dengan Bank MNC?


Jumat, 31 Januari 2025 / 19:46 WIB
Hanwha Life Akuisisi Bank Nobu, Bagaimana Nasib Rencana Merger dengan Bank MNC?
ILUSTRASI. Nobu Bank/bank nobu


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) mengumumkan rencana pengambilalihan saham mayoritas oleh konglomerasi asal Korea Selatan, Hanwha Life Insurance Co.Ltd.

Dalam ringkasan prospektus yang dipublikasikan Jumat (31/1), Hanwha melalui Hanwha Life Insurance akan mengakuisisi 40% saham NOBU atau sebanyak 2,9 miliar unit. 

Kabar ini pun membuat rencana merger antara NOBU milik taipan James Riady dan PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) menjadi tidak jelas. Padahal merger keduanya di gadang-gadang bakal jadi proyek percontohan aksi merger sukarela di Tanah Air.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga sebelumnya menyebutkan, merger keduanya ditargetkan selesai pada Agustus 2023 sesuai dengan komitmen pemegang saham pengendali (PSP) masing-masing bank. Seperti diketahui, Bank Nobu merupakan milik Lippo Group yang dikendalikan oleh keluarga Mochtar Riady. Sedangkan Bank MNC dimiliki oleh Taipan Hary Tanoesoedibjo.

Baca Juga: Hanwha Life Umumkan Rencana Akuisisi 40% Saham Bank Nobu

Dalam jawaban tertulisnya beberapa waktu lalu, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan (KEPP) OJK Dian Ediana Rae menjelaskan rencana merger antar kedua bank tersebut merupakan hasil kesepakatan dan berada dalam kewenangan para pemegang saham masing-masing bank.

"OJK senantiasa mendorong pelaksanaan aksi korporasi apabila langkah tersebut dapat mendukung konsolidasi industri perbankan secara keseluruhan. Dengan demikian, proses ini diharapkan melahirkan perbankan yang lebih kuat, efisien, dan kompetitif, serta mampu memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perekonomian nasional," jelas Dian.

Dian menyebut, langkah ini bertujuan memastikan bahwa proses konsolidasi dapat menghasilkan perbankan yang lebih sehat, efisien, dan berdaya saing, sehingga mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional.

Baca Juga: Bank Milik Sejumlah Konglomerat Mencatatkan NPL Tinggi

"Apabila terdapat pengajuan permohonan konsolidasi oleh suatu bank kepada OJK, evaluasi akan segera dilakukan dan ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku," tandasnya.

Adapun Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan melihat, memang masih belum ada kejelasan terkait kelanjutan merger kedua bank tersebut.

"Untuk itu OJK perlu mengkonfirmasi kembali kepastian rencana aksi korporasi tersebut dan perlu diberikan timeline sehingga ada kejelasan bagi OJK maupun investor," katanya kepada kontan.co.id, Jumat (31/1).

Sementara Arianto Muditomo,Pengamat Perbankan & Praktisi Sistem Pembayaran berpendapat, rencana akuisisi 40% saham Bank Nobu oleh Hanwha Life dan rencana merger antara Bank Nobu dan MNC Bank adalah dua aksi korporasi yang berbeda.

“Hingga saat ini, belum ada informasi resmi yang menyatakan bahwa akuisisi oleh Hanwha Life bertentangan dengan rencana merger tersebut. Namun, proses merger antara Bank Nobu dan MNC Bank telah mengalami penundaan sejak target awal penyelesaiannya pada Agustus 2023,” kata Didiet.

Baca Juga: Nobu Bank Siap Sukseskan Implementasi QRIS Tap di Transportasi Umum

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa rencana merger ini sepenuhnya berada dalam kewenangan pemegang saham masing-masing bank. 

Menurut Didiet, dengan masuknya Hanwha Life sebagai pemegang saham signifikan di Bank Nobu, dinamika rencana merger dengan MNC Bank mungkin akan mengalami perubahan, tergantung pada keputusan strategis para pemegang saham dan persetujuan regulator.

Asal tahu saja, rencana merger Bank Nobu dan Bank MNC mencuat saat tenggat waktu pemenuhan modal inti minimum bank umum sebesar Rp 3 triliun berakhir pada akhir 2022. Kala itu, kedua bank ini belum memenuhi ketentuan modal inti tersebut.

Namun, saat tak lama setelah kabar rencana merger itu beredar pada awal 2023, modal inti kedua bank sudah mencapai Rp 3 triliun. Modal inti Bank MNC pada akhir 2023 mencapai Rp 3,35 triliun dan Bank Nobu tercatat sebesar Rp 3,1 triliun.

Per November 2024, aset Nobu Bank tercatat sebesar Rp 32,63 triliun. Dengan total kredit mencapai Rp 19,97 triliun. Adapun aset Bank MNC mencapai Rp 19,73 triliun dengan total kredit Rp 10,96 triliun.

Selanjutnya: Melambat Tahun Lalu, Perlu Gotong Royong Kebut Penyaluran Kredit UMKM di 2025

Menarik Dibaca: Pesan Mendalam Film Tabayyun Bakal Meramaikan Industri Film Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×