Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) akan melakukan rights issue pada Desember 2022 dengan membidik dana segar Rp 4,13 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk memperkuat kapasitas pembiayaan perumahan.
Target dana tersebut terdiri atas dana penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 2,48 triliun sesuai dengan porsi kepemilikan pemerintah sebesar 60% pada saham BTN dan publik sebesar Rp 1,6 triliun.
Dalam rights issue itu, BTN berencana menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 4,6 miliar saham seri B dengan nilai nominal Rp 500 per saham.
Haru Koesmahargyo, Direktur Utama BTN mengatakan, harga rights issue tersebut bakal ditetapkan dengan harga diskon sekitar 15%-25% dari harga price to book value (PBV) saham BBTN saat ini.
"Harga rights issue akan diskon. Saat ini, kita masih masih menunggu terbitnya peraturan pemerintah (PP)." kata Haru dalam Media Gathering BTN di Bandung, Jumat (27/11).
Baca Juga: BTN Usul Tenor KPR Subsidi Disesuaikan Jadi 10 Tahun, Ini Alasannya
Persetujuan PP rights issue diperkirakan akan terbit pada 28 November 2022. Setelahnya, BTN akan memfinalisasi dokumen dan perjanjian final untuk registrasi ke Ototitas Jasa Keuangan (OJK).
Dalam kerja dengan Komisi VI DPR sebelumnya, Haru mengatakan, pernyataan efektif dari OJK diharapkan keluar pada 2 Desember 2022.
Ia bilang, jika jadwal tersebut sesuai rencana maka cum date di pasar tunai pada 14 Desember 2022. Lalu pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) di jadwalkan pada 16 Desember 2022. Periode perdagangan mulai 16-23 Desember 2022 dan distribusi HMETD 20 sampai 27 Desember 2022.
Penguatan modal itu maka kemampuan penyaluran KPR BTN akan semakin meningkat. Haru mengatakan, kemampuan pembiayaan KPR BTN akan meningkat menjadi rata-rata 1,3 juta unit hingga tahun 2025 dibandingkan 800.000 unit dalam lima tahun terakhir.
BTN juga memproyeksikan tingkat pertumbuhan tahunan (compound annual growth rate/CAGR) kredit dari 2022 hingga 2026 mencapai 12,4 persen. Selain digunakan untuk ekspansi, dana hasil rights issue BBTN akan masuk menjadi modal tier-1.
Dengan proyeksi kinerja akan semakin meningkat ke depan, pembagian dividen ke depan juga diharapkan akan meningkat.
"Pada saat 2020 dengan kondisi modal yang cukup minim, kami tidak membayarkan dividen. Tahun 2021, itu 10% dividen dari laba bersih tahun sebelumnya. Dan tentu ke depan, sehubungan dengan peningkatan ekspansi, dengan peningkatan laba, mudah-mudahan akan menambah dividen lebih besar lagi," kata Haru.
Baca Juga: Bunga KPR Mulai Naik, Cicilan Nasabah Mulai Bengkak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News