Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tantangan kualitas kredit di sektor properti masih belum benar-benar hilang membayangi industri perbankan. Ini tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet pada kredit properti yang kembali merangkak naik dari bulan ke bulan.
Data Bank Indonesia (BI) mencatat, NPL kredit properti per Juli 2024 berada di level 2,68%. Bulan sebelumnya, NPL kredit properti sudah di level 2,64%.
Sebagai catatan, industri perbankan sejatinya sudah mencatatkan penurunan NPL kredit properti sejak April 2024 yang mencatat level NPL tertinggi sekitar 2,72%.
Baca Juga: Perlahan Tapi Pasti, Perbaikan Kualitas Kredit Perbankan Mulai Terlihat
Hanya saja, jika dilihat secara tahunan, sudah ada perbaikan untuk NPL properti. Pada Juli 2023, NPL Properti ada di level 2,81%.
EVP Consumer Loan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Welly Yandoko mengatakan, untuk kredit perbankan saat ini NPL cenderung sedikit meningkat, demikian pula hal ini terjadi di sektor properti seperti KPR. Di mana, hal itu juga dialami oleh BCA.
Meski ada peningkatan, Welly bilang hal tersebut dalam tahap yang wajar. Sebab, BCA selalu disiplin menjalankan prinsip kehati-hatian dalam pengolahan kredit.
“Setiap aplikasi KPR yang masuk ke BCA sudah melalui proses screening yang sangat mendalam,” ujar Welly, Jumat (13/9).
Baca Juga: Perbankan Perlu Waspadai Risiko Kredit Macet dari Paylater
Welly menjelaskan penyebab penurunan kualitas kredit dikarenakan sedikit melemahnya daya beli masyarakat yang otomatis berpengaruh kepada repayment capacity. Ditambah, berakhirnya masa restruktur kredit.
Hanya saja, ia belum bisa memproyeksikan sampai kapan tren kenaikan NPL di KPR ini bisa selesai. Sebab, masih melihat perkembangan situasi dan kondisi ekonomi.
“Semoga kondisi semakin baik ya. di BCA kami yakin turun kembali di kisaran 1,5% hingga 1,6% bahkan bisa turun lebih dari itu. Per semester 1/2024 di 1,72%,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten atau Bank BJB, Yuddy Renaldi, bilang untuk kredit properti seperti KPR pada beberapa segmen masyarakat khususnya menengah ke bawah memang mengalami penurunan dalam kemampuan bayar.
Baca Juga: Penyaluran Kredit Properti Naik, NPL Membaik
Ia bilang di Bank BJB sendiri, NPL KPR ada kenaikan 0,5%, meskipun secara keseluruhan NPL terjaga pada level 1,5%.
Yuddy menambahkan untuk mencegah NPL pada segmen KPR agar tidak terus merangkak naik, Bank BJB juga lebih selektif dalam penyalurannya. Ini terlihat dari pertumbuhan KPR tidak sekencang di tahun lalu.
Sampai dengan Juli 2024, pertumbuhan KPR Bank BJB hanya sekitar 9,8% yoy. Ini berbeda dengan tahun sebelumnya yang selalu tumbuh dobel digit.
“Kami cenderung lebih konservatif dan berhati-hati dalam penyalurannya,” ujarnya.
Selanjutnya: Pengama Sebut Rasio Pajak 12,3% pada 2025 Sudah Realistis
Menarik Dibaca: Cuaca Hujan Lebat di Provinsi Utara Indonesia, Kering di Selatan 13-19 September 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News