kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hingga Juli, pembiayaan alat berat Buana Finance telah mencapai Rp 529 miliar


Senin, 02 September 2019 / 17:40 WIB
Hingga Juli, pembiayaan alat berat Buana Finance telah mencapai Rp 529 miliar
ILUSTRASI. Buana Finance


Reporter: Ahmad Ghifari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri pembiayaan atau multifinance catatkan peningkatan yang cukup signifikan untuk pembiayaan alat berat.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hingga Juli 2019 pembiayaan alat berat berjumlah Rp 36,9 triliun. Jumlah tersebut meningkat 4,34% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni Rp 35,4 triliun.

Baca Juga: Pembiayaan alat berat Mandiri Tunas Finace turun 55,7% hingga Juli 2019

Peningkatan pembiayaan alat berat juga dialami PT Buana Finance Tbk. Corporate Secretary Buana Finance Ahmad Kaetami mengatakan, pembiayaan alat berat Buana Finance per Juli 2019 sebesar Rp 529 miliar. 

Jumlah tersebut tumbuh 12% bila dibandingkan dengan periode sama di tahun lalu sebesar Rp 471 miliar.

"Sejauh ini perusahaan untuk meminimalisir resiko pembiayaan sektor alat berat, dengan pertumbuhan yang diimbangi pengelolaan resiko, menjalin lebih kuat hubungan dan kerja sama dengan seluruh partner bisnis atau supplier dan peningkatan kinerja SDM," kata Ahmad kepada Kontan.co.id, Senin (2/9).

Sektor yang menjadi fokus Buana Finance adalah sektor konstruksi, pertambangan, perkebunan dan kehutanan.

Baca Juga: Defisit BPJS Kesehatan bisa mencapai Rp 77,9 triliun pada 2024 bila iuran tak naik

Tahun ini, Buana Finance menargetkan total pembiayaan sebesar Rp 3,2 triliun, sebanyak Rp 1,1 triliun diantaranya dari pembiayaan alat berat. Ahmad yakin, tahun ini target akan tercapai.

"Tahun 2018 Buana Finance tengah melakukan pembenahan sehingga lebih fokus di Internal dulu seperti antara lain flow kerja dan SOP, sedangkan tahun 2019 dirasakan sudah siap dan ditambah kondisi ekonomi cukup baik dan sustainable," jelas dia.

Di semester II, secara umum Ahmad menilai tidak ada tantangan pembiayaan sektor alat berat. Namun, harus lebih selektif dan harus lebih hati-hati dengan terus mengikuti pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di sektor yang terkait untuk dibiayai.

Baca Juga: Syukurlah, OJK akhirnya akan bentuk lembaga penyelesaian sengketa fintech

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×