kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hingga September 2024, Insentif Likuditas BI untuk Bank Mencapai Rp 256,1 Triliun


Rabu, 18 September 2024 / 15:35 WIB
Hingga September 2024, Insentif Likuditas BI untuk Bank Mencapai Rp 256,1 Triliun
ILUSTRASI. Di tengah kondisi likuiditas yang ketat, perbankan tampak semakin memanfaatkan insentif yang diberikan Bank Indonesia (BI).


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah kondisi likuiditas yang ketat, perbankan tampak semakin memanfaatkan insentif yang diberikan Bank Indonesia (BI). Dalam hal ini, Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Hal ini tercermin dari data insentif KLM yang hingga minggu kedua September 2024 mencapai Rp 256,1 triliun. Ini meningkat dari posisi Juni 2024 yang sekitar Rp 255 triliun.

Secara rinci, kelompok bank BUMN menjadi yang paling besar terkait penerimaan insentif tersebut. Nilainya mencapai Rp 118,6 triliun atau naik dari posisi Juni 2024 senilai Rp 117 triliun.

Lalu, Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) mendapatkan insentif KLM senilai Rp 110,5 triliun. Ini juga meningkat dari posisi Juni 2024 yang senilai Rp 109 triliun.

Baca Juga: BI Catat Penerbitan SRBI Mencapai Rp 918,42 Triliun per 17 September 2024

Sedikit berbeda, insentif Kantor Cabang Bank Asing (KCBA) justru turun dari Juni 2024 senilai Rp 3,69 triliun menjadi Rp 2,6 triliun di posisi minggu kedua September 2024.

Sementara itu, Bank Pembangunan Daerah (BPD) mendapatkan insentif KLM yang cenderung stabil dari periode-periode tersebut. Nilainya sekitar Rp 24 triliun.

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, insentif KLM tersebut disalurkan kepada sektor-sektor prioritas, yaitu hilirisasi minerba dan pangan, UMKM,  sektor otomotif, perdagangan dan Listrik, Gas dan Air (LGA), serta sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. 

“Likuiditas perbankan memadai sejalan dengan implementasi bauran kebijakan Bank Indonesia, termasuk Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM),” ujarnya.

Pery bilang, BI akan terus memperkuat implementasi KLM, termasuk kepada sektor yang mendukung penciptaan lapangan kerja, sektor yang menjadi sumber pertumbuhan baru (sektor tersier), dan sektor yang dapat meningkatkan inklusivitas, termasuk kelas menengah bawah, dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×