Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang kehadiran Holding Ultra Mikro (UMi) yang terdiri dari Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Pegadaian, dan Permodalan Nasional Madani (PNM) telah dilakukan persiapan optimalisasi jaringan.
Holding ini akan memanfaatkan jaringan (co-location) untuk saling menghubungkan jaringan yang ada guna menyalurkan pembiayaan ultra mikro.
Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto bilang menyiapkan beberapa titik co-location untuk pemanfaatan yang lebih optimal, melalui jaringan Agen BRILink sebagai channel bagi ketiga entitas di dalam holding ini.
Hingga Mei 2021 jumlah Agen BRIlink yang tersebar di seluruh penjuru Tanah Air mencapai 458.358 agen.
Baca Juga: BRI: Holding ultra mikro percepat penyaluran kredit di bawah Rp 10 juta ke petani
“Kemudian kita juga melakukan integrasi data untuk efisiensi bisnis termasuk dalam konteks apabila diperlukan dalam penyaluran program bantuan sosial,” ujarnya dalam pernyataan resmi pada Kamis (5/8).
Melalui holding, ketiga entitas pun melakukan proses akuisisi nasabah bersama. Bahkan menurut Catur, BRI, Pegadaian dan PNM sudah memiliki platform yang disusun bersama dengan nama UMi Corner.
Catur menekankan, sarana tersebut dapat digunakan oleh beberapa tenaga pemasar dan ke depan oleh nasabah untuk mengakses layanan dari holding.
“Dan yang tidak kalah pentingnya, kita harapkan dengan ada ekosistem yang terintegrasi ini akan memudahkan segmen ultra mikro naik kelas ke segmen mikro,” tuturnya.
Wakil Menteri i Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo menilai co-location jejaring layanan BRI ke depan akan dilengkapi dengan loket untuk Pegadaian maupun pos para account officer (AO) dari PNM Mekaar.
Bahkan melalui berbagai simulasi, co-location menurutnya mampu mencatatkan efisiensi. Tiko yakin sinergi jaringan layanan itu akan menekan biaya dana atau cost of fund.
Baca Juga: Kinerja BBRI diproyeksi semakin moncer pasca rights issue, ini rekomendasi analis
“Saat ini cost of fund BRI sekitar 2,3% sementara pembiayaan di Pegadaian masih tergantung pasar modal biaya dananya bisa mencapai 6%-7% dan PNM 9%-10%. Nantinya pembiayaan didukung funding DPK BRI maka cost of fund bisa turun signifikan dan pembiayaan nasabah dengan bunga lebih rendah,” jelasnya.
Efisiensi lain dari konteks jaringan, lanjut dia, untuk ekspansi ke depan Pegadaian tidak perlu lagi menyewa atau membangun kantor baru.
Namun bisa memanfaatkan unit desa BRI dengan membangun counter atau safe deposit sehingga biaya pembukaan jaringan baru bisa jauh lebih murah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News