Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Perum Jamkrindo mencatatkan imbal jasa penjaminan (IJP) sebesar Rp 679 miliar sepanjang semester I 2014. Jumlah tersebut naik 9,8% bila dibandingkan dengan kinerja di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 618 miliar.
Direktur Jamkrindo Bakti Prasetyo mengatakan, perolehan IJP sepanjang separuh pertama tahun ini masih didorong penjaminan kredit usaha rakyat (KUR). Sekitar 60% dari IJP Jamkrindo berasal dari penjaminan kredit untuk usaha kecil dan menengah ini. Hingga pertengahan tahun, volume penjaminan KUR Jamkrindo mencapai lebih dari Rp 8 triliun.
Bakti mengatakan, memang aturan pembagian jaminan kredit oleh Kementerian Keuangan kepada Jamkrindo dan Askrindo membuat perusahaan pelat merah ini harus menyesuaikan diri. Pemerintah tahun ini hanya menganggarkan penyaluran KUR sebesar Rp 37 triliun.
Dengan begitu, volume penjaminan yang bisa Jamkrindo peroleh hanya sebesar Rp 18,5 triliun. Padahal sebelumnya nilai penjaminan KUR bisa mencapai Rp 20 triliun.
Meski begitu, Bakti tetap optimistis sepanjang tahun ini bisa memperoleh IJP hingga lebih dari Rp1 triliun. "Karena pada kenyataannya, KUR yang disalurkan biasanya bisa lebih besar dari yang ditetapkan," ujar dia.
Apalagi meski ekonomi makro agak melambat tahun ini, pertumbuhan bisnis UMKM masih terbilang bagus. Hal ini bakal diikuti oleh penyaluran KUR oleh perbankan. "Sepanjang KUR masih dipandang menguntungkan oleh bank, penyalurannnya pasti tetap kencang," lanjutnya.
Selain itu, Jamkrindo pun akan memperbesar jangkauan untuk memaksimalkan potensi pasar penjaminan kredit. Di semester kedua tahun ini, Jamkrindo berencana untuk membuka tujuh kantor cabang baru.
Ini merupakan bagian dari target 14 cabang baru sepanjang 2014. Selama semester I, Jamkrindo membuka kantor baru di Banda Aceh, Padang, Tanjung Pinang, Bengkulu, Serang, Kendari, dan Palu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News