Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Dessy Rosalina
JAKARTA. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sukses mengerek angka inflasi. Hingga akhir Juli kemarin, inflasi mencapai 8,61% year on year (yoy). Meski inflasi meroket, sebagian bank belum berencana menaikkan bunga kredit usaha rakyat (KUR) untuk mempertebal margin.
Catatan saja, saat ini suku bunga KUR nasional antara 20%-22% per tahun. Senior Vice President Commercial Banking Bank Mandiri Ridwan mengatakan, jika mengacu pada inflasi, pihaknya menginginkan kenaikan suku bunga KUR. Yang menjadi masalah, kenaikan bunga KUR harus diusulkan terlebih dahulu dalam rapat komite KUR.
Nah, hingga saat ini belum ada agenda pembahasan untuk merevisi bunga KUR dalam rapat komite. "Jika suku bunga acuan (BI rate) naik lagi, kemungkinan akan ada revisi bunga KUR," ujar dia, kemarin (13/8). Menurut Ridwan, bunga KUR saat ini merupakan level bunga aman bagi para debitur KUR.
Direktur Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Bank Rakyat Indonesia (BRI) Djarot Kusumayakti mengatakan bunga KUR belum perlu direvisi. "Jika kami mengusulkan kenaikan bunga KUR ke komite, kami khawatir akan terjadi gejolak pada masyarakat. Mereka akan beranggapan ada krisis ekonomi," ujarnya. Atas dasar itulah, BRI belum berencana menaikkan suku bunga KUR hingga tahun depan.
Tidak jauh berbeda, Direktur Bank Tabungan Negara (BTN) Evi Firmansyah, mengatakan pihaknya belum mengusulkan kenaikan bunga KUR. Sebab, sejak awal BTN sudah menghitung kenaikan inflasi. Dus, efek inflasi tidak terlalu berdampak terhadap margin BTN.
Catatan saja, total penyaluran KUR nasional pada semester satu kemarin mencapai Rp 45,39 triliun. Adapun jumlah debitur sebanyak 8,9 juta orang dengan rata-rata pinjaman sebesar Rp 13,42 juta. Dari total pasar KUR nasional, BRI merupakan penyalur KUR terbesar.
Bank yang sebagian besar kreditnya mengalir ke sektor UMKM ini mengucurkan KUR sebesar Rp 23,96 triliun hingga akhir Juni kemarin. Angka tersebut meningkat 17,02% ketimbang akhir tahun lalu yang sebesar Rp 19,88 triliun. KUR BRI menjangkau 8,2 juta debitur atau meningkat 13,2% dari akhir tahun lalu. Adapun rata-rata pinjaman KUR BRI sebanyak Rp 8,89 juta.
Sedangkan penyaluran KUR BTN sepanjang semester pertama 2013 sebanyak Rp 2,09 triliun atau hanya tumbuh 6,35% dari akhir tahun 2012 yang sebanyak Rp 1,96 triliun. Saat ini, debitur KUR BTN sebanyak 21.752 atau tumbuh 11,81% dari sebelumnya 19.181 di akhir tahun 2012. Rata-rata pinjaman KUR BTN sebesar Rp 175,8 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News