Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus melakukan akselerasi dan inovasi untuk memperkuat pondasi bank syariah. Tujuh kunci akselerasi akan dibangun BSI dengan berbagai aspek yang saling berkesinambungan.
Hal ini disampaikan Wakil Direktur Utama 2 PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Abdullah Firman Wibowo pada Seminar Nasional “Peluang dan Tantangan Ekonomi Syariah Pasca Pandemi Pada Tahun 2022” yang diselenggarakan BSI bersama Universitas Muhammadiyah Tangerang dan Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI).
Firman mengatakan BSI terus mengimplementasikan tujuh kunci akselerasi perbankan syariah yang harus kuat diantaranya pengembangan teknologi informasi (TI) dan digital. Kemudian peningkatan kapasitas SDM di seluruh elemen pegawai bank sehingga mampu menjadi konsultan keuangan bagi nasabah dan investor.
"Kami juga fokus membangun sektor ekosistem halal, pengembangan bisnis model, sinergi dan kolaborasi. Kemudian dukungan dari segenap pemangku kepentingan dan literasi perbankan syariah," kata Firman, dalam keterangan resmi, Kamis (20/1).
Baca Juga: BRI Luncurkan BRImo E-Payment
BSI optimis bahwa keberadaan bank syariah menjadi energi baru karena memiliki tiga kekuatan dan keunikan yakni prinsip bagi hasil yang membuat perbankan syariah bisa bangkit di tengah kondisi ketidakpastian.
Selanjutnya, bank syariah juga memiliki aset keuangan dengan underlying atau jaminan yang jelas sehingga memiliki kekuatan dari sisi hukum dan akad. Serta ketiga, permintaan masyarakat yang tinggi untuk merasakan experience bertransaksi sesuai prinsip syariah.
Hal ini semakin dikuatkan dukungan pemangku kepentingan melalui berbagai peraturan yang mendukung kemajuan ekonomi syariah di Indonesia. Diantaranya penerapan LKS Qonun Aceh, pilihan dan kebebasan yang diberikan terkait pengelolaan finansial untuk payroll maupun fasilitas pembiayaan konsumer bagi ASN, TNI dan POLRI.
Industri perbankan syariah di Indonesia merupakan salah satu sektor yang memiliki peluang pertumbuhan menarik secara global. Hal ini semakin didukung dengan populasi 209,1 juta penduduk muslim di Indonesia dan potensi industri halal mencapai Rp 4,375 triliun.
Hingga September 2021, perbankan syariah menunjukkan kinerja positif. Indikator aset, pembiayaan, dan DPK perbankan syariah tumbuh positif di atas perbankan nasional. Dari sisi asset tumbuh 12,24 %, pembiayaan tumbuh 7,48% serta DPK tumbuh 9,42%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News