kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini alasan Muhammadiyah kaji penarikan dana dari bank syariah BUMN hasil merger


Kamis, 17 Desember 2020 / 13:01 WIB
Ini alasan Muhammadiyah kaji penarikan dana dari bank syariah BUMN hasil merger


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Susunan pengurus PT Bank Syariah Indonesia yakni bank hasil merger BRI Syariah, BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri (BSM) telah ditetapkan usai mendapat restu merger dari masing-masing pemegang saham. Paska pengumuman susunan pengurus itu, Pengurus Pusat Muhammadiyah malah berniat menarik penempatan dana di bank syariah milik pemerintah itu. 

Ketua Bidang Ekonomi Pengurus Pusat Muhammadiyah Anwar Abbas mengatakan, saat ini pihaknya sedang proses kajian terkait penarikan dana tersebut. 

Alasannya, karena setelah bank syariah hasil merger akan jadi bank syariah milik negara yang besar dan kuat. Karena semakin kuat, maka bank itu akan fokus pada pembiayaan-pembiayaan berskala besar saja.

Baca Juga: Muhammadiyah berniat tarik dana dari bank syariah BUMN hasil merger

Sementara menurut dia, Muhammadiyah memiliki komitmen memajukan ekonomi umat dan segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). 

"Oleh karena itu, mungkin sudah waktunya bagi Muhammadiyah untuk tidak lagi perlu mendukung Bank Syariah Indonesia itu dengan memindahkan semua dana yang ditempatkan di bank syariah lain," jelas Anwar Abbas pada Kontan.co.id, Raabu (16/12). 

Pengalihan itu bisa saja dilakukan ke bank syariah BUMN lainnya yang tidak ikut merger. Seperti Bank Pembangunan Daerah (BPD) Syariah, Uni Usaha Syariah (UUS) BPD, atau bank umum syariah lainnya yang memiliki komoitmen sama dengan Muhammadiyah. 

Anwar tidak menyebut detail jumlah dana yang bisa ditarik dari bank syariah BUMN tersebut. Namun, ia mengatakan jumlah institusi besar di bawah Muhammadiyah sangat banyak yang simpanan di perbankan syariah BUMN.

Ada sebanyak 170 perguruan tinggi, 400 rumah sakit, 340 pesantren, dan sekitar 28.000 lembaga pendidikan yang dimiliki Muhammadiyah. Anwar menyebut, empat perguruan tinggi Muhammadiyah di Yogyakarta  saja memiliki Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja,  masing-masing sekitar Rp 300 miliar - Rp 500 miliar per tahun. 

Pengurus Pusat Muhammadiyah akan segera membentuk tim khusus yang beranggotakan pakar keuangan, bankir, dan mantan bankir, serta mantan-mantan regulator untuk mempersiapkan  penarikan dana tersebut. 

Anwar menampik jika kajian penarikan dana itu dilakukan karena pengurus Bank Syariah Indonesia itu tidak ada dari kalangan Muhammadiyah. 

"Saya tidak mengatakan kami mau minta jabatan.  Kalau bank BUMN Syariah ini menunjukkan komitmen akan melakukan fokus bisnis mayoritas ke segmen UMKM akan sangat kami dukung. Bisa 50% saja, saya yang akan paling depan memberikan dukungan," tegas Anwar. 

Hanya secara pribadi, ia berpendapat bahwa manajemn bank yang bijaksana harusnya lebih memperhatikan pihak-pihaknya yang memberikan dampak besar terhadap terhadap bisnis mereka.

Sementara Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan penunjukan orang-orang yang menduduki jabatan di Bank Syariah Indonesia berdasarkan rekam jejaknya. 

"Kami  lihat track record direksi dam kesesuaian dengan jabatan yang ada untuk memperkuat manajemen yang ada. Penggabungan dari 3 bank induk dan talent internal bank syariah ini akan jadi pelengkap karena kekhasan masing-masing dari bank induk," kata pria yang akrab disapa Tiko itu saat melakukan konferensi pers.

Baca Juga: Ini rencana bisnis Bank Syariah Indonesia dalam 3 tahun ke depan

Dia meyakini bahwa jajaran komisaris dan direksi yang ditunjuk merupakan orang-orang terbaik dari bidangnya masing-masing yang akan membawa bank tumbuh lebih baik. 

Suria Darma, Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia melihat rencana penarikan dana itu bukan sentimen signifikan bagi bank hasil merger itu. Pasalnya, tidak banyak bank syariah besar di Indonesia. Sementara nasabah institusi akan memilih menempatkan dana ke bank yang punya modal besar dan terpercaya. 

"Pertanyaan kalau mau ditarik mau ditempatkan ke bank mana?  Tidak mungkin ke bank konvensional. Bank syariah lain yang besar tidak banyak. Kalau mau menempatkan ke bank syariah kecil atau UUS bisa saja. Tetapi institusi besar pasti cari bank yang besar yang memiliki jaminan tinggi bahwa dana mereka aman. Bank BUMN ini penjamin ada pemerintah sehingga sangat kecil kemungkinan jatuh," pungkas Suria.

Selanjutnya: Bank Syariah Indonesia targetkan porsi pembiayaan UMKM 23% pada tahun 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×