Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Perlambatan kredit, seretnya likuiditas perbankan dan meningkatnya jumlah kredit macet tahun lalu membuat beberapa bank mencatatkan penurunan kinerja. Namun Berdasarkan “Rating 118 Bank versi Infobank 2015”, tercatat ada beberapa bank Pembangunan Daerah BPD yang mencatatkan kinerja bagus.
Rating ini, menurut Direktur Biro Riset Infobank, Eko B Supriyatmo, diperoleh dari kemampuan bank tersebut dalam memanfaatkan likuiditas dana pemerintah daerah. Selain itu, kinerja yang baik disokong dari berhasilnya beberapa bank tersebut mencetak pertumbuhan kredit yang bagus dan menjaga tingkat kredit macet atau Non Performing Loan.
“Pelemahan sektor rill akibat kondisi perekonomian yang lesu telah menurunkan kualitas kredit perbankan, namun beberapa BPD berkat dukung Pemda bisa mempertahankan pertumbuhan kredit dan menjaga kualitas asset,” ujar Eko dalam keterangan resmi, Senin (06/07).
Beberapa BPD yang masuk kategori terbaik ini diantaranya adalah Bank Jatim, Bank Jateng, Bank BPD Bali, Bank NTT, dan Bank BPD DIY dan Bank Bengkulu. Pertama, Bank Jatim tercatat memiliki skor 91,07 di kategori Bank Buku 3 kelompok asset di bawah Rp 50 triliun. Kedua, Bank Jateng tercatat mempunyai skor 90,5 di kategori Bank Buku 2 yang mempunyai aset Rp 25 triliun ke atas.
Ketiga, Bank BPD Bali tercatat memiliki skor 93,39 di kategori Bank Buku 2 kelompok aset Rp 10 triliun sampai Rp 25 triliun. Keempat Bank NTT tercatat memiliki skor 92,31 di kategori bank buku 2 kelompok aset di bawah Rp 10 triliun. Kelima Bank BPD DIY berhasil mencatatkan skor 93,25 di kategori Bank buku 1 kelompok aset di atas Rp 5 triliun dan terakhir Bank Bengkulu mencatatkan skor 89,74% di kelompok bank buku 1 kelompok asset di atas Rp 2,5 triliun.
Eko mengatakan, penilaian bank tersebut didasarkan pada data laporan keuangan yang diaudit pada akhir 2014 lalu berdasarkan tujuh kriteria. Pertama adalah profil risiko. Kedua adalah Good Corporate Governance GCG. Ketiga adalah Permodalan, yaitu capital adequacy ratio (CAR) dan pertumbuhan modal inti. Keempat adalah kualitas aset, yaitu NPL dan pertumbuhan kredit yang diberikan.
Kelima adalah rentabilitas, yaitu return on assets (ROA), return on equity (ROE), dan pertumbuhan laba tahun berjalan. Keenam adalah likuiditas, yaitu loan to deposit ratio (LDR), pertumbuhan dana pihak ketiga DPK, dan dana murah dibandingkan dengan DPK. Terakhir ketujuh adalah efisiensi, yaitu beban operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional BOPO dan NIM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News