kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini hasil keputusan RUPSLB BRI Agro


Rabu, 27 November 2019 / 20:25 WIB
Ini hasil keputusan RUPSLB BRI Agro
Plt Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk Ebeneser Girsang (kedua kiri) berswafoto bersama komisaris dan direksi usai RUPSLB di Jakarta, Rabu (27/11).


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (BRI Agro) menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dan Public Expose di Kantor Pusat BRI Agro, Jakarta Selatan, Rabu (27/11). 

Rapat dihadiri oleh pemegang saham mewakili 93,89% atau sejumlah 20.040.846.613 saham dari seluruh jumlah saham yang dikeluarkan yaitu 21.343.290.230 saham. RUPSLB BRI Agro dilaksanakan dalam rangka perubahan susunan pengurus perseroan, yang akan efektif setelah mendapat persetujuan Uji Kemampuan dan Kepatutan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Pemegang saham telah menyetujui pemberhentian Agus Noorsanto yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama BRI Agro, kini menjabat sebagai Direktur Kelembagaan dan BUMN Bank BRI. Setelah adanya persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), maka susunan pengurus BRI Agro adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris :

Komisaris Utama : Ahdi Jumhari Luddin

Komisaris Independen :  Anna Maria Tjiadarma
Komisaris Independen : A.Y. Soepadmo
Komisaris : I.B.K Suamba Manuaba*)

Direksi : 

Direktur : Ebeneser Girsang ( Merangkap sebagai Plt Direktur Utama)
Direktur : Herry Prayudi 
Direktur : Sigit Murtiyoso
Direktur : Ernawan

*) Efektif setelah mendapat persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Selain mengesahkan jajaran pengurus perseroan, BRI Agro juga melaksanakan Public Expose yang bertujuan untuk memaparkan kinerja Perseroan secara berkala. Public Expose wajib dilaksanakan setahun sekali dan sebagai media penyampaian informasi perusahaan sebagai emiten. 

Public Expose memaparkan kinerja keuangan BRI Agro posisi Triwulan III Tahun 2019 unaudited yang telah dipublikasikan untuk memberikan informasi terkini kepada publik dan pemegang saham. 

Hirawan Nur Kustono, Sekretaris Perusahaan BRI Agro, memaparkan, kinerja perseroan untuk periode yang berakhir pada 30 September 2019, masih menunjukan pertumbuhan. Hal tersebut dapat terlihat dari peningkatan total aset sebesar 19,22% secara year on year (yoy) dari sebesar Rp 20,91 triliun pada posisi 30 September 2018 (unaudited) menjadi
sebesar Rp 24,92 triliun pada posisi 30 September 2019 (unaudited). 

Pertumbuhan total aset tersebut terjadi karena adanya peningkatan penyaluran kredit yang dilakukan oleh perseroan. "Kontribusi sektor agribisnis yang menjadi fokus perseroan sampai dengan posisi 30 September 2019 adalah salah satu penopang pertumbuhan penyaluran kredit BRI Agro. Porsi penyaluran kredit kepada sektor agribisnis sendiri tercatat sebesar 56%," kata Hirawan dalam keterangan tertulis yang diterima KONTAN, Rabu (27/11). 

Total Kredit Yang Disalurkan (KYD) pada posisi 30 September 2019 mampu tumbuh sebesar 34,61% secara yoy dari sebesar Rp 13,66 Triliun pada posisi 30 September 2018 (unaudited) menjadi sebesar Rp 18,39 triliun pada posisi 30 September 2019 (unaudited). 

Penyaluran kredit terbagi kedalam tiga segmen bisnis, yakni menengah, ritel dan konsumer. Segmen yang mendapatkan porsi penyaluran kredit terbesar adalah bisnis menengah dengan total penyaluran kredit sampai 30 September 2019 mencapai Rp 12,96 triliun. Setelah itu, segmen bisnis ritel dengan total kredit Rp 4,43 triliun dan segmen bisnis konsumer Rp 1 triliun. 

Seiring dengan pertumbuhan penyaluran kredit, total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun oleh perseroan meningkat 24,55% secara year on year dari Rp 15,82 triliun per 30 September 2018 (unaudited) menjadi Rp 19,70 triliun pada 30 September 2019 (unaudited). Sehingga, rasio likuiditas (LDR) dapat terjaga pada level aman, yakni sebesar 93,33%. 

Kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan DPK adalah produk deposito yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 28,64% secara year on year. Pada triwulan III-2019, BRI Agro mencatat NPL Net sebesar 4,86%, meningkat dibandingkan periode sebelumnya sebesar 1,84% pada 30 September 2018. 

Peningkatan NPL terjadi karena adanya pemburukan kualitas kredit pada segmen menengah dan ritel. Alhasil, kenaikan NPL tersebut menyebabkan perolehan laba menurun cukup signifikan. 

Untuk menekan rasio NPL, strategi yang dilakukan perseroan adalah merestrukturisasi dan meningkatkan frekuensi lelang dengan cara pembuatan website lelang dan melakukan kerjasama dengan balai lelang swasta. 

Selain itu juga dilaksanakan program reward “The Lower The Better” untuk insentif dalam rangka penagihan. Berdasarkan kondisi tersebut, sampai September 2019, BRI Agro berhasil mencatatkan penurunan perolehan laba bersih sebesar Rp 15,29 Miliar (Unaudited). 

Sementara untuk rasio keuangan pada September 2019, dari sisi ekuitas Perseroan tetap memiliki ekuitas yang solid dengan Tier-1 CAR sebesar 23,80% dan Total CAR sebesar 24,40%. Angka tersebut masih jauh diatas ketentuan minimum yang ditetapkan oleh regulator. 

Selain itu, tingkat likuiditas Perseroan di luar rasio LDR masih tetap terjaga dengan rasio RIM berada pada level 92,87%, GWM primer berada di level 6,15% dan GWM Sekunder mencapai 6,5% pada posisi 30 September 2019. 

Fokus perusahaan untuk tahun 2020 adalah perbaikan kualitas kredit serta pengembangan produk untuk meningkatkan CASA. Strategi perbaikan kinerja diharapkan dapat menekan rasio NPL sehingga menjadi lebih baik dan ditopang dengan pengembangan produk simpanan yang dapat meningkatkan transaksi seperti QR payment, debit card dan digital saving.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×