Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembiayaan multifinance untuk mobil bekasi dinilai akan terus tumbuh seiring berakhirnya insentif atau relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar 100% yang berakhir pada bulan Agustus lalu. Meskipun, pembelian mobil baru berkapasitas di bawah 1.500 cc masih mendapat diskon PPnBM 25% mulai September hingga Desember 2021.
Kalau menilik data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di bulan Juli 2021, kontribusi pembiayaan mobil bekas terhadap keseluruhan pembiayaan mobil memiliki porsi 33,85% atau senilai Rp 55,69 triliun. Kontribusi tersebut tumbuh dari periode sama tahun lalu yang sebesar 32,33% dari keseluruhan pembiayaan mobil.
Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan sejatinya pembiayaan mobil bekas memiliki banyak momentum untuk tumbuh di tahun ini. Ditambah, relaksasi PPnBM yang tidak diperpanjang bisa menambah dorongan tersebut.
Hanya saja, Suwandi menegaskan bahwa meskipun relaksasi tersebut tak diperpanjang tidak serta-merta membuat pembiayaan mobil baru akan turun. Mengingat, relaksasi ini tidak dihilangkan secara tiba-tiba melainkan secara perlahan dikurangi.
“Jadi, saya lihat antara mobil bekas dan mobil baru masih bisa tumbuh bersama,” ujar Suwandi.
Baca Juga: Pembiayaan Sepeda Motor Masih Injak Pedal Rem
Direktur Portofolio Adira Finance Harry Latif pun mengatakan pertumbuhan pembiayaan mobil bekas pun sudah dirasakan meskipun ada diskon PPnBM yang menguntungkan pembiayaan mobil baru. Hal ini dikarenakan segmen mobil bekas memiliki segmentasi pasar tersendiri yang berbeda dengan pasar mobil baru.
“Segmen mobil bekas memiliki harga yang lebih rendah sehingga konsumen bisa mendapatkan variasi merk mobil dan model tertentu di saat pandemi Covid-19 mengubah perilaku konsumen beralih dari transportasi publik ke kendaraan pribadi,” ujar Harry.
Adapun, hingga Agustus lalu pembiayaan baru Adira Finance di segmen mobil bekas masih bisa meningkat sebesar 30% secara tahunan. Dengan pertumbuhan tersebut, nilai pembiayaan baru untuk segmen mobil bekas mencapai Rp 2,3 triliun.
Sementara itu, Harry pun mengingatkan bahwa insentif pajak PpnBM masih dapat dinikmati sebesar 25% hingga akhir tahun. Oleh karenanya, ia berharap insentif ini dapat dimanfaatkan oleh konsumen untuk mendorong pertumbuhan penjualan mobil baru.
Serupa, Presiden Direktur CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) Ristiawan Suherman mengaku pembiayaan mobil bekas memiliki ruang untuk tumbuh terlebih pasar yang akan membeli mobil baru beralih ke mobil second karena kondisi makro ekonomi yang kurang mendukung.
Ristiawan berharap pemerintah masih terus memberikan stimulus-stimulus agar bisa mendorong pasar otomotif di tengah situasi pandemi seperti ini. Menurutnya, stimulus seperti insentif PPnBM sudah terbukti bisa kembali menggairahkan industri ini.
“Apabila ada stimulus lainnya dari pemerintah, CNAF sangat mendukung agar bisnis otomotif semakin baik, contohnya stimulus mobil listrik dan ramah lingkungan,” ungkap Ristiawan.
Per Agustus lalu, pembiayaan mobil bekas CNAF sudah mencapai Rp 1 triliun atau naik lebih dari dua kali lipat dari periode sama sebelumnya yang sebesar Rp 433 miliar. Porsi pembiayaan mobil bekasnya pun sebesar 35% dari total pembiayaan.
Selanjutnya: Pembiayaan sepeda motor oleh multifinance masih menurun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News