kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Insentif Properti Berdampak Positif ke Kinerja BBTN, Ini Kata Analis


Rabu, 29 November 2023 / 15:24 WIB
Insentif Properti Berdampak Positif ke Kinerja BBTN, Ini Kata Analis
ILUSTRASI. Pemerintah menggelontorkan anggaran Rp 3,2 triliun untuk insentif pada sektor properti. (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Insentif pajak pertambahan nilai (PPN) tak cuma berimbas ke pengembang properti. Efek ini juga terasa kje perbankan, terutama yang fokus ke segmen properti seperti  Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). Riset CGS CIMB pada Selasa (27/11) menyebutkan, manajemen BTN menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 11% tahun depan, ditopang oleh insentif pajak untuk sektor perumahan.

Kementerian Keuangan telah menyediakan total anggaran sebesar Rp 3,2 triliun untuk menstimulus permintaan di sektor properti, terutama di segmen menengah ke bawah.  Dengan anggaran tersebut, pemerintah menggratiskan pajak pertambahan nilai (PPN) terhadap rumah dengan harga di bawah Rp 2 miliar. Insentif juga diperluas untuk rumah dengan maksimal harga Rp 5 miliar. Namun pemerintah hanya akan menanggung PPN atas Rp miliar pertama.

Ketentuan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 120 Tahun 2023 tentang PPN atas Penyerahan Rumah Tapak dan Satuan Rumah Susun yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2023. 

Berdasarkan beleid tersebut, pemerintah menanggung PPN perumahan untuk dua periode. Pada periode pertama, yaitu 1 November 2023 hingga 30 Juni 2024, pemerintah menanggung PPN 100%. Sedangkan pada periode 1 Juli 2024 hingga 31 Desember 2024, pemerintah hanya menanggung PPN 50%.

Baca Juga: Pemerintah Perpanjangan Program PPN DPT, Begini Tanggapan REI

BRI Danareksa Sekuritas dalam ulasannya, Selasa (28/11) menjelaskan, BTN berharap dapat memanfaatkan insentif PPN perumahan pada 2024 untuk mendongkrak pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) non-subsidi. 

Hingga September 2023, kredit BTN bertumbuh sebesar 9,9% secara tahunan atau  year-on-year (yoy) menjadi Rp 318,3 triliun. KPR subsidi tumbuh 11,9% yoy. Pertumbuhan KPR subsidi tersebut karena  penyesuaian harga rumah bersubsidi pada akhir Juni 2023.

 BTN juga mencatat pertumbuhan yang pesat di kredit non-perumahan. Kredit usaha rakyat (KUR) BTN melonjak 162,8% yoy karena tingkat produktifitas yang meningkat dari para tenaga sales di setiap outlet KUR.

Menurut ulasan BRI Danareksa Sekuritas, BTN berharap dapat menumbuhkan kredit non-perumahan dengan menggenjot kredit konsumen melalui aplikasi digitalnya, yaitu BTN Mobile. 

Dalam presentasi Analyst Meeting per 30 September 2023, BTN akan melanjutkan pertumbuhan kredit di produk high-yield, seperti KUR, KRING (Kredit Ringan), dan KAR (Kredit Agunan Rumah).

Dengan  perkiraan dampak positif insentif pajak terhadap pertumbuhan kredit BTN, BRI Danareksa Sekuritas akan melakukan kajian ulang terhadap rekomendasi saham BTN yang dikeluarkan, yaitu buy dengan target  Rp 2.000 per saham.

Sementara itu, CGS CIMB memproyeksikan akselerasi pertumbuhan kredit BTN akibat adanya insentif pajak yang akan membuat harga saham BTN di level Rp 1.600 per saham. Pada Selasa Pukul 15:20 WIB, harga saham BBTN di Rp 1.275 per saham

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×